Dielukan Jadi Presiden di Acara PPP, Sandi Kenakan Sarung Hijau

Jakarta, IDN Times - Politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno kembali terlihat menghadiri acara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Yogyakarta pada Minggu (8/1/2023). Acara itu merupakan rangkaian hari lahir ke-50 PPP.
Di acara tersebut, Sandi terlihat mengenakan sarung berwarna hijau dan kopiah hitam. Sejumlah petinggi PPP, seperti Plt Ketua Umum PPP, Mardiono, Sekretaris Jenderal PPP, Arwani Tomafi hingga Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi ikut hadir di acara yang dihelat di Stadion Kridosono itu. Meski masih berstatus kader Partai Gerindra, Sandi justru dielu-elukan sebagai presiden oleh pendukung PPP.
"Sandi presiden!" demikian yang diteriakkan oleh simpatisan PPP pada Minggu kemarin.
Ketua DPW PPP, Muhammad Yazid, mengaku merasa terhormat pria yang kini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu bersedia hadir. Bahkan, ia berharap mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu akan kembali untuk memperjuangkan PPP.
"Insyaallah, Pak Sandi akan berkhidmat di PPP. Sudah saatnya, Pak Sandi kembali ke jalan yang benar untuk memperjuangkan PPP," ungkap Yazid.
Kehadiran Sandi terjadi bersamaan dengan ketidakhadirannya di acara peresmian Bappilu Gerindra. Padahal, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto turut hadir di acara tersebut.
Apakah PPP yang mengundang Sandi untuk ikut hadir di acara harlah ke-50 di Yogyakarta?
1. PPP bantah ajak Sandi di acara harlah ke-50 karena ingin lobi untuk jadi kader

Sementara, ketika ditanyakan kepada Wakil Ketua Umum PPP, Amir Uskara, ia membantah kehadiran Sandi di acara harlah ke-50 lantaran ingin mengajaknya bergabung ke partai berlambang ka'bah hitam itu. Ia mengatakan PPP tak mengajak Sandi bergabung karena menghormati posisinya yang hingga saat ini masih menjadi kader Partai Gerindra. Tetapi, ia juga tak menutup pintu seandainya Sandiaga benar-benar menyeberang ke PPP.
"Kami tidak dalam posisi mau mengajak atau apa karena kami tahu posisi Pak Sandi kan masih di Gerindra. Tapi, kalau Pak Sandi mau bergabung, kami tentu akan terbuka," ujar Amir di hotel di area Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Minggu, (8/1/2023).
Ia menambahkan komunikasi PPP dengan Sandi sudah terjalin dengan baik sejak masa kepemimpinan Suharso Monoarfa. PPP menyerahkan sepenuhnya keputusan akhir politik kepada Sandi.
"Kalau komunikasi sih sudah ada sejak zaman Pak Harso (mantan Ketum) kan memang banyak komunikasi dengan Pak Sandi. Saya kira kalau komunikasi personal sih sudah intens. Kalau persoalan keputusan nanti tentu diserahkan ke Pak Sandi," kata dia.
2. Plt ketum PPP akui promosikan Sandi jadi capres di Pemilu 2024

Sementara, Plt Ketum PPP, Mardiono mengakui ada komunikasi politik dengan Partai Gerindra lantaran Sandi sering hadir di acara parpol mereka. Ia pun tak menampik bila PPP selama ini mempromosikan Sandi menjadi capres PPP untuk pemilu 2024. Meskipun hingga kini Sandi masih tercatat menjadi kader Partai Gerindra.
"Walaupun Pak Sandiaga Uno ini adalah kader Gerindra, juga saya promosikan untuk menjadi bagian, nanti mudah-mudahan ditakdirkan oleh Allah memimpin bangsa ini ke depan," ungkap Mardiono di Yogyakarta.
Ia mengatakan tugas konstitusi partai salah satunya sebagai kawah candra di muka. Mereka mengumpulkan para tokoh bangsa untuk ditawarkan dan dipilih oleh rakyat. PPP, kata Mardiono, menolak memonopoli hak politik.
"Kolaborasi politik itu sudah keniscayaan. Banyak kader PPP yang dicalonin Gerindra di daerah-daerah. Banyak kader Gerindra yang kami calonkan dengan PPP di daerah-daerah. Menjadi bupati, wakil bupati, wali kota, wakil wali kota," kata dia.
"Ya tentu PPP tidak akan menutup hanya kader PPP saja (diajukan di pemilu 2024), tapi kader-kader dari partai lain, tokoh-tokoh masyarakat. Ini adalah kami menjalankan tugas konstitusi sebagai parpol," tutur dia lagi.
3. Sandi diprediksi bakal sulit nyapres bila menyeberang ke PPP
Sementara, menurut analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, Sandi saat ini sedang menghadapi dilema. Di satu sisi, ia memiliki aspirasi untuk maju menjadi capres di pemilu 2024. Namun, Partai Gerindra tak memberi restu.
Maka, mau tidak mau, bila Sandi ingin tetap nyapres, ia harus ke parpol lain untuk mencari dukungan. Makanya, santer terdengar Sandi hendak menyeberang ke PPP.
"Cuma, partai politik lain yang menjadi pelabuhannya itu kan tidak punya nilai jual. 19 kursi di DPR tidak cukup untuk mengusung jadi capres," ungkap Ujang ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Rabu (4/1/2023) lalu.
Seandainya Sandi pindah ke PPP dan bisa menjadi ketua umum sekalipun, tantangan yang dihadapi akan lebih berat. Selain itu, kata Ujang, Sandi akan dimusuhi oleh kader Gerindra lantaran dianggap berkhianat.
Di sisi lain, PPP juga belum bisa memberikan jaminan bagi Sandi akan diberi tiket capres. Maka, itu sebabnya Sandi memberikan komentar ke publik masih menunggu instruksi dari Partai Gerindra.
Sementara, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad sudah mempersilakan bila Sandi ingin keluar dari partai dengan lambang Garuda itu.