Kemenkes Bayar Tunggakan Insentif Nakes Wisma Pademangan Bertahap 

Kemenkes anggarkan Rp7,428 triliun buat insentif nakes

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan membayarkan insentif ratusan relawan tenaga kesehatan dan non-tenaga kesehatan di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Pademangan Jakarta. Tunggakan insentif disebut sudah tujuh bulan.

Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pembayaran insentif dilakukan bertahap sesuai prosedur.

"Minggu depan secara bertahap dibayarkan dari pembayaran yang sebelumnya sudah dilakukan ya," ujar Nadia saat dihubungi IDN Times, Senin (6/9/2021).

1. Kemenkes anggarkan Rp7,428 triliun untuk insentif nakes

Kemenkes Bayar Tunggakan Insentif Nakes Wisma Pademangan Bertahap Ilustrasi Insentif. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, Plt Badan PPSDM Kemenkes Kirana Pritasari menambahkan pihaknya terus berupaya mempercepat realisasi pembayaran insentif tenaga kesehatan yang menangani COVID-19. Baik insentif dari pemerintah pusat maupun daerah, termasuk tunggakan insentif pada 2020.

Secara keseluruhan total pagu yang dianggarkan pemerintah untuk pembayaran insentif dan santunan kematian nakes tahun ini sebanyak Rp9,078 triliun. Rinciannya adalah Rp 1,480 triliun untuk membayar tunggakan insentif tahun anggaran 2020, Rp7,428 triliun untuk insentif tahun 2021 dan Rp170 miliar untuk santunan kematian.

“Untuk tahun 2021, ini sudah dibayarkan sebesar Rp5,865 triliun kepada 12 tipe faskes. Memang yang terbesar memberikan pelayanan untuk COVID-19 adalah RS swasta, sehingga alokasinya juga menjadi besar,” katanya dilansir website resmi Kemenkes.

Baca Juga: Insentif Ratusan Nakes di RS Wisma Atlet Pademangan Nunggak 7 Bulan

2. Jumlah bayar Kemenkes capai Rp800 miliar tiap bulan

Kemenkes Bayar Tunggakan Insentif Nakes Wisma Pademangan Bertahap Ilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Fauzan)

Kirana mengungkapkan rata-rata jumlah bayar yang dilakukan Kemenkes setiap bulannya mencapai Rp800 miliar. Namun, angka ini bersifat fluktuatif, tergantung pada ketepatan pengajuan faskes serta perkembangan kasus di daerah.

“Semakin tinggi kasus, maka tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan juga semakin besar. Mungkin pada saat itu RS melakukan rekrutmen relawan, sehingga jumlah nakesnya juga meningkat,” terangnya.

3. Nakes cerita tujuh bulan insentif tidak dibayar

Kemenkes Bayar Tunggakan Insentif Nakes Wisma Pademangan Bertahap Dua orang tenaga kesehatan beristirahat sejenak saat menunggu pasien di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

Sebelumnya, seorang nakes yang menangani COVID-19 mengungkapkan keresahaan karena sudah tujuh bulan tidak menerima insentif dari pemerintah.

"Sedikit cerita, ini udah lama dipendam sampai gatau harus lapor ke mana. Ada sekitar 100an relawan (nakes dan non nakes) di Wisma Atlet Pademangan. Mereka yang dengan rela membaktikan dirinya pagi-siang-malam, jauh dari keluarga," tulis curhatan tersebut dalam akun Instagram @mediaperawat, Senin (6/9/2021).

Dia menceritakan nakes dan non-nakes di Wisma Atlet Pademangan beberapa memikul tanggung jawab juga sebagai kepala keluarga. Selain itu, beberapa di antaranya berasal dari luar kota, bahkan luar pulau.

"Sampai akhirnya ada juga yang sakit dan harus diisolasi seperti pasien yang biasanya dirawatnya. Kewajiban yang dengan ikhlas ditunaikan, demi misi kemanusiaan," imbuhnya.

Baca Juga: Masih Ada Nakes di Jabar Belum Dapat Insentif

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya