Pengamat: Gak Mungkin Banjir Jakarta Diselesaikan dengan Pawang Hujan!

Jakarta bebas banjir jika pemerintah tepati janji

Jakarta, IDN Times - Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menegaskan Jakarta bisa bebas banjir jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Pusat mempunyai satu visi, program, serta satu janji.

"Siapapun gubernurnya gak masalah yang penting tepati janji jalankan perencanaan. Kita kan banyak ahli, emang masterplan gak disusun para ahli. Kalau para ahli sudah bicara mau diserahkan siapa lagi? Pawang hujan? Gak mungkin lah banjir Jakarta selesaikan banjir dengan pawang hujan," ungkap Yayat dalam acara Ngobrol Seru by IDN Times, Senin (21/2/2021).

1. 13 sungai di Jakarta dengan segala anak sungainya tidak mampu menghadapi kondisi ekstrem

Pengamat: Gak Mungkin Banjir Jakarta Diselesaikan dengan Pawang Hujan!ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Yayat mengingatkan Jakarta sudah mempunyai masterplan 1973 yang mewarisi sisa perencanaan zaman Belanda dulu yang sudah disempurnakan konsultan. Kemudian, sudah disempurnakan kembali oleh Kementerian PUPR untuk ditingkatkan kapasitasnya.

"Jadi sebetulnya 13 sungai di Jakarta dengan segala anak sungainya sudah tidak mampu lagi menghadapi kondisi ekstrem seperti sekarang. Kalau hanya wacana membuat sumber resapan, pompa tanpa melakukan perubahan yang sangat mendasar sulit kita mengatasi masalah yang terjadi," ucapnya.

Baca Juga: Sejarah Banjir Jakarta, Sudah Ada Sejak Gubernur VOC Memerintah

2. Tata drainase di zaman kolonial masih dipakai hingga zaman millennials

Pengamat: Gak Mungkin Banjir Jakarta Diselesaikan dengan Pawang Hujan!Ngobrol Seru by IDN Times dengan tema "Jakarta Banjir Lagi, Apa Strategi Gubernur Anies?" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Yayat mengatakan Gubernur Anies Baswedan pernah mengatakan, perencanaan dari tata drainase merupakan perencanaan untuk curah hujan dengan curah hujan rendah sampai lebat yakni 50 sampai 100 milimeter.

"Artinya, drainase yang ada di Jakarta itu kecil-kecil semuanya. Bisa dikatakan, tata drainase di zaman kolonial masih dipakai hingga zaman millennials," ungkapnya.

3. Masalah banjir suka digiring ke politik, lama-lama pengamat TBC

Pengamat: Gak Mungkin Banjir Jakarta Diselesaikan dengan Pawang Hujan!Ngobrol Seru by IDN Times dengan tema "Jakarta Banjir Lagi, Apa Strategi Gubernur Anies?" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Yayat menjelaskan kondisi banjir sekarang ini sangat dipengaruhi oleh persoalan curah hujan yang sekarang dikatakan hujan ekstrem. Sehingga, kapasitas drainase yang ada tidak bisa menampung air jika terjadi cuaca ekstrem.

"Bisa dibayangkan kapasitas tidak mampu menampung cuaca ekstrem terus-menerus seiring perubahan global, iklim dunia. Ini menjadi masalah ketika curah hujan menjadi lebat dengan durasi sekitar 5 sampai 6 jam itu sudah rata," ujarnya.

"Jadi kegagalan kita adalah, saat cuaca semakin ekstrem, sementara penanganan tata managemen air masih amburadul belum sempurna. Terkadang mohon maaf, masalah banjir suka digiring ke politik, lama-lama pengamat TBC, Tekanan Batin Capek deh," ujar Yayat berkelakar.

Baca Juga: Deretan Fakta Banjir Jakarta 2021, Benarkah Satu Hari Kering?

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya