Dirty Vote Sudah Ditonton 7,3 Juta Kali

Jakarta, IDN Times - Film dokumenter Dirty Vote yang disutradarai jurnalis Dhandy Dwi Laksono telah ditonton sebanyak 7.330.052 kali hingga Selasa (12/2/2024) per pukul 13.55 WIB. Data ini dilihat lewat akun YouTube PSHK Indonesia yang mengunggah video tersebut.
Dilihat oleh IDN Times, sekitar 365 ribu pengguna YouTube menyukai film tersebut, dan dikomentari sebanyak 95 ribu kali.
1. Dibintangi tiga pakar hukum tata negara

Film Dirty Vote dibintangi oleh tiga orang ahli hukum tata negara, yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Ketiganya menjelaskan sejumlah dugaan indikasi kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2024.
Ketiga ahli hukum tata negara juga mengungkap penggunaan instrumen kekuasaan untuk tujuan memenangkan pemilu meski prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi.
Dalam pembukaan film, Zainal Arifin berharap analisis yang dijabarkan dirinya dan kedua pakar lain bisa menjadi dasar penghukuman.
"Tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk Anda melakukan penghukuman," kata Zainal.
Adapun Bivitri mengatakan film tersebut menunjukkan telah terjadi kecurangan luar biasa dalam proses pemilu.
"Banyak orang yang makin paham, memang telah terjadi kecurangan yang luar biasa, sehingga Pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja," ujar Bivitri.
2. Timnas AMIN klaim semua dosa ketiga kandidat diungkap di film Dirty Vote

Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN), Eva Sundari, menyampaikan, film Dirty Vote mengulas kesalahan ketiga kandidat Capres dan Cawapres 2024 sesuai derajatnya masing-masing.
Eva menyampaikan, Timnas AMIN mempersilakan para pemilih untuk menimbang masing-masing kesalahan ketiga kandidat Capres dan Cawapres 2024 sebelum menentukan pilihannya pada hari pencoblosan, Rabu (14/2/2024).
Dia meyakini, film tersebut akan efektif untuk memengaruhi para pemilih supaya tidak golput. Tidak hanya itu, dia juga meyakini, film yang dibintangi tiga ahli hukum tata negara itu dapat membuat para pemilih bimbang untuk menentukan pilihannya.
"Itu akan efektif membantu swing dan undecided voters yang punya akses ke internet. Semoga menyadarkan golput, coblosan mereka menentukan siapa pemenang pilpres, cari yang bobot buruknya paling sedikit karena tidak ada paslon yang sempurna," ucapnya.
3. JK ungkap kecurangan di film Dirty Vote baru 25 persen

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf "JK" Kalla, turut menanggapi film Dirty Vote yang mengungkap dugaan-dugaan potensi kecurangan Pemilu 2024. Menurut JK, film Dirty Vote baru mengungkap 25 persen fakta-fakta dugaan kecurangan Pemilu 2024, karena tidak mencakup berbagai kejadian di daerah-daerah.
Sebab, kenyataan di lapangan, kata JK, dugaan kecurangan Pemilu jauh lebih berbahaya. Termasuk bagaimana bansos diterima warga jelang pemilu 2024.
"Film ini masih ringan dibanding kenyataan yang ada di masa itu. Masih tidak semuanya, mungkin baru 25 persen. Jadi masih banyak lagi sebenarnya yang jauh lebih banyak, mungkin sutradaranya lebih sopan lah. Masih sopan tapi bagian pihak lain masih marah, apalagi kalau dibongkar semuanya," ujar JK.