Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

DPR Sentil Gaya Mewah Komisioner KPU, Sewa Jet hingga Doyan Dugem

Rapat kerja Komisi II DPR dengan KPU, Bawaslu, DKPP, dan Kemendagri (15/5/2024). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Intinya sih...
  • Anggota DPR RI Riswan Tony mengkritisi gaya mewah jajaran Komisioner KPU RI tanpa menyebut nama yang dimaksud. Kritik terhadap penggunaan anggaran besar untuk gaya hidup mewah dan dugem oleh Komisioner KPU. Selain itu, Riswan mempertanyakan kinerja jajaran Komisioner KPU selama empat tahun terakhir dan mendorong pengurangan anggaran KPU 2025.

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Golkar, Riswan Tony, mengkritisi gaya mewah jajaran Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Namun, Riswan tidak menyebut lebih detail, siapa komisioner KPU yang dimaksud tersebut.

1. Anggaran terlalu besar sehingga dipakai foya-foya

Rapat kerja Komisi II DPR dengan KPU, Bawaslu, DKPP, dan Kemendagri (15/5/2024). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Riswan menuturkan jajaran Komisioner KPU kaget lantaran lembaganya diguyur anggaran cukup besar. Sehingga anggaran itu dipakai untuk gaya hidup mewah, seperti menyewa jet priadi.

Ia pun menyindir ada Komisioner KPU yang gemar dugem. Bahkan, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) disebut sudah mengetahui hal itu.

"Ini akhirnya bukan apa-apa kaget ini. Punya uang Rp56 triliun itu kaget, akibatnya udah ada yang kayak Don Juan. Nyewa privat jet, belum lagi dugemnya, bukan kita gak dengar itu, pasti DKPP tahu, gak mungkin gak tahu, belum lagi wanitanya," kata dia dalam rapat kerja Komisi II DPR bersama KPU, Bawaslu, DKPP, dan Kemendagri di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (15/5/2024).

2. Kinerja Komisioner KPU dipertanyakan

Ilustrasi partai politik peserta pemilihan umum (pemilu) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Selain itu, Riswan juga mempertanyakan kinerja jajaran Komisioner KPU selama empat tahun belakangan ini. Menurutnya, Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari bersama enam anggota KPU lainnya justru menghambur-hamburkan anggaran.

"Empat tahun ini ngapain aja mereka, coba bayangkan itu empat tahun dengan anggaran yang ada sering bolak balik Jakarta, belum lagi yang mengatakan pusat sering ada rapat sana rapat sini," jelasnya.

3. Anggaran KPU 2025 diminta dikurangi

Lambang Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Riswan lantas mendorong agar anggaran KPU 2025 dikurangi. Mengingat, gelaran Pilres maupun Pileg sudah selesai.

"Oleh karenanya kalau ada anggaran 2025 ini untuk tahun depan, 2025, tidak ada lagi Pilkada, kita kecilkan saja ketua, jangan lagi miliar-miliar triliunan," imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us