Eks Tim Ungkap TGUPP dan BUMD DKI Banyak Orang Dalam Anies Baswedan

Jakarta, IDN Times - Eks Juru Bicara Anies Baswedan-Sandiaga Uno, saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anggawira, menilai Anies lupa dengan sejarah perihal pernyataannya soal orang dalam pada debat calon presiden (capres) perdana di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) lalu.
Menanggapi pernyataan Anies soal orang dalam, Anggawira pun menyinggung masa-masa ketika Anies menjabat sebagai gubernur. Saat itu, kata dia, Anies juga menempatkan orang dalam untuk sejumlah instansi, salah satunya di Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).
Sebagai mantan Jubir Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 silam, Anggawira paham dan melihat fakta bahwa yang disampaikan Anies dalam debat capres tidak sesuai.
"Bahkan bukan hanya di TGUPP, karena di dalam penentuan komisaris BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) ada orang-orang dalam dan timses yang masuk," kata Anggawira dalam keterangannya, Sabtu (16/12/2023).
"Mas Anies saat menjabat gubernur juga ada orang-orang di dekatnya yang masuk menjabat posisi-posisi 'orang dalam' seperti di Komisaris LRT Jakarta, BUMD PT Jakpro (Jakarta Propertindo), itu kan orang dekat Mas Anies. Apalagi yang di TGUPP, orang dalam semua," lanjutnya.
1. Pernyataan soal orang dalam jadi bumerang buat Anies

Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju itu menjelaskan, orang dalam Anies yang ada saat itu di antaranya ada Geisz Chalifa, orang dekat Anies yang pernah menjabat sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (PPJA).
Lalu, Thomas Lembong yang juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol.
Selain itu, ada juga Usamah Abdul Aziz, orang dekat Anies yang menjadi Anggota TGUPP DKI. Orang dekat Anies yang lain adalah Rene Suhardono, Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk.
Dengan fakta tersebut, kata dia, Anggawira menganggap pernyataan Anies di acara debat tersebut merupakan bumerang karena yang dikatakannya ternyata dilakukan olehnya saat menjabat sebagai Gubernur DKI.
"Saya melihatnya menjadi bumerang. 'Orang dalam' ini kan seperti terpercik muka sendiri jadinya," tegas Anggawira.
2. Anies blunder soal demokrasi buruk

Selain itu, Anggawira juga mengatakan, demokrasi buruk seperti yang disampaikan Anies pun dianggap blunder.
Dia menilai, Anies tidak akan menjadi gubernur jika demokrasi tidak berjalan, seperti halnya yang dikatakan Prabowo Subianto dalam debat tersebut.
"Mas Anies juga menyindir-nyindir sekarang tidak demokratis. Kalau tidak demokratis, berarti dia tidak jadi gubernur. Mas Anies dalam memaparkan sesuatu itu lebih banyak asumsi dan opini saja tanpa fakta," kata Anggawira.
3. Momen Anies singgung orang dalam

Sebelumnya, dalam debat capres beberapa waktu lalu, Anies Baswedan sempat berbicara tentang fenomena orang dalam (ordal) di Indonesia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bahwa fenomena tersebut merusak tatanan negeri ini.
"Di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal, mau masuk kesebelasan ada ordalnya, mau masuk jadi guru ordal, mau daftar sekolah ada ordal, mau dapat tiket untuk konser, ada ordal. Ada ordal di mana-mana yang membuat meritokratik tidak berjalan, yang membuat etika luntur," kata Anies saat debat.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.