Faktor Alam Bisa Jadi Sebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402

Jakarta, IDN Times -Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksda Muhammad Ali, mengungkapkan bahwa tenggelamnya KRI Nanggala-402, kemungkinan disebabkan oleh faktor alam, bernama internal solitary wave.
“Faktor alam ini juga ada yang dinamakan internal solitary wave, yang berdasarkan informasi dari beberapa pakar dan ahli oseanografi, itu ada arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal. Jadi jatuhnya kapal ke bawah lebih cepat dari umumnya dan ini yang harus diwaspadai”, ujar Muhammad Ali dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (28/4/2021).
1. Adanya internal wave di perairan Bali utara

Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal), Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto, mengatakan bahwa di perairan utara Bali, pada 21 April 2021 lalu, terjadi internal wave yang bergerak dari bawah ke utara. Hal itu berdasarkan pantauan Satelit Himawari dan Sentinel.
"Kalau kita terkena internal wave, maka itu adalah kehendak alam tentunya para prajurit tidak bisa melakukan peran kedaruratan walaupun mereka sudah siap berada di pos tempurnya masing-masing”, ujarnya.
2. Wakasal ucapkan terima kasih kepada semua pihak

Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmade Heri Purwono, menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia yang telah memberikan perhatian terhadap terjadinya musibah KRI Nanggala-402.
Namun, TNI AL berharap ke depannya, kepada pihak-pihak yang memberikan pernyataan agar dipertimbangkan dan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pihak TNI AL. Hal itu untuk menghindari kesimpangsiuran kabar.
“Prajurit TNI AL hanya sekedar melaksanakan tugas, semua kejadian ada Tuhan Yang Maha Esa yang mengatur diatas sana, dan apapun yang terjadi kami berusaha kami berserah diri atas kuasa-Nya," tutup Wakasal.
3. Evakuasi KRI Nanggala-402 di perairan Bali masih terus berlanjut

Muhammad Ali mengatakan hingga saat ini proses evakuasi KRI Nanggala 402 masih terus berlangsung di perairan Bali. Salah satu temuan baru yang ditemukan menggunakan ROV (Remotely Operated Underwater Vehicle) yaitu hidrofon milik KRI Nanggala 402.
"Ada beberapa foto yang diambil dan menunjukkan ada torpedo. Sebisa mungkin kami akan mengangkat bagian per bagian kecil karena dari (kemampuan) ROV hanya mampu mengangkat benda seberat 150 kilogram," kata dia.
Bila keputusan akhir akan ikut mengangkat badan KRI Nanggala 402 atau benda lain, kata Ali, maka akan dikoordinasikan lebih lanjut.