Ferdy Sambo: Percuma Bintang 2, Kehormatan Dihancurkan Brigadir J

Jakarta, IDN Times - Tersangka pembunuhan berencana dan obstruction of justice kasus Brigadir J, Ferdy Sambo mengungkap kemarahannya atas perlakuan Brigadir J terhadap istrinya, Putri Candrawathi kepada Brigjen Hendra, Benny Ali dan Agus Nurpatria.
Hal ini terungkap dalam petikan surat dakwaan tersangka obstruction of justice, Arif Rachman di Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (SIPP PN Jaksel), Kamis (13/10/2022).
“Ini masalah harga diri, percuma punya jabatan dan pangkat bintang dua kalau harkat dan martabat serta kehormatan keluarga hancur karena kelakuan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat,” kata Sambo di dalam dakwaan.
1. Benny Ali dan Hendra Kurniawan orang pertama yang dipanggil Kapolri soal peristiwa pembunuhan Brigadir J

Pernyataan itu bermula ketika Benny Ali mendapat telepon dari Dedy Murti dan menyampaikan agar Benny Ali menghadap Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit pada 8 Juli 2022 malam.
Pada saat Benny Ali berangkat dari kantor Divisi Propam Mabes Polri hendak menghadap Kapolri dan hendak turun ke Lantai I Biro Provost di saat itulah bertemu Benny Ali dengan Ferdy Sambo.
“Benny Ali menyatakan saya ‘dipanggil Pimpinan’, kemudian dijawab Saksi Ferdy Sambo, ‘oh iya, jelaskan saja, nanti saya menghadap juga’, kemudian saksi Hendra Kurniawan, mendampingi Benny Ali bersama menghadap Pimpinan.
Setelah menghadap Kapolri, pada pukul 22.00 WIB, saksi Hendra dan Ferdy Sambo kembali ke ruangan Pemeriksaan Biro Provost di lantai tiga dan langsung menemui Bharada E, Bripka RR dan Kuat Ma’ruf untuk menyamakan pikiran sesuai skenario polisi tembak polisi.
2. Sambo bantah menembak Brigadir J

Setelah itu Ferdy Sambo, kembali memanggil Hendra, Benny, Agus Nurpatria dan Harun. Sambo menyampaikan kemarahannya kepada Brigadir J dan sebut dirinya sudah menghadap Kapolri.
“Pertanyaan Pimpinan cuma satu yakni ‘kamu nembak ngga mbo..’ dan saksi Ferdy Sambo menjawab ‘Siap tidak Jenderal, kalau saya nembak kenapa harus di dalam rumah, pasti saya selesaikan di luar, kalo saya yang nembak bisa pecah itu kepalanya (Jebol) karena senjata pegangan saya kaliber 45’.”
3. Ferdy Sambo mengarahkan untuk mengaburkan peristiwa Magelang

Setelah menceritakan pertemuannya dengan Kapolri, Sambo memerintahkan Hendra Kurniawan agar menangani kasus Brigadir J. Ia juga memerintahkan untuk mengaburkan peristiwa Magelang.
“Mohon rekan-rekan untuk masalah ini diproses apa adanya sesuai kejadian di TKP, keterangan saksi dan barang bukti yang diamankan. Untuk kejadian di Magelang tidak usah dipertanyakan, berangkat dari kejadian Duren Tiga saja. Baiknya untuk penanganan tindak lanjutnya di Paminal saja,” ujar Sambo.
Keesokan harinya, Sabtu 9 Juli 2022 pukul 07.30, Hendra ditelpon oleh Ferdy Sambo.
“Bro, untuk pemeriksaan saksi-saksi oleh Penyidik Selatan di tempat Bro aja ya! Biar tidak gaduh karena ini menyangkut Mbak mu masalah pelecehan dan tolong cek cctv komplek,” kata Sambo.