Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IDI Tanggapi Prabowo: Produksi Dokter Berlebihan Bisa Timbul Konflik

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto memanfaatkan momen closing statement dalam debat capres terakhir untuk mengajak persatuan dan memohon maaf kepada paslon lainnya di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, (4/2). (Dok. TKN Prabowo)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi, mengatakan masalah utama di Indonesia adalah distribusi dokter yang tidak merata, bukan produksinya.

Pernyataan tersebut disampaikan Adib menanggapi gagasan calon presiden (capres) nomor urut dua Prabowo Subianto, yang menyatakan Indonesia membutuhkan ratusan ribu dokter di Indonesia, dan akan menambah 300 fakultas kedokteran dari 92 fakultas kedokteran saat ini.

Adib membeberkan berdasarkan data dari Konsil Kedokteran dari total 226.190 dokter yang ada di Indonesia, sebanyak 160 ribu di antaranya terkonsentrasi di satu wilayah.

"Permasalahan utama kita itu, apakah mereka (sudah tersebar ke wilayah yang sama? Ini bisa dilihat data di Konsil Kedokteran, 160 ribu masih berada di wilayah waktu Indonesia barat (WIB) dari total 226," kata Adib dalam konferensi pers yang diikuti secara daring, Senin (5/2/2024).

1. Indonesia butuh 60 ribu dokter lagi

ilustrasi dokter (pexels.com/Павел Сорокин)

Adib mengatakan, jumlah penduduk Indonesia saat ini ada sekitar 275 juta, jika dihitung berdasarkan estimasi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dokter melayani 1.000 orang, maka Indonesia butuh 275 ribu dokter.

Saat ini dokter yang sudah terdaftar di konsol kecokteran, dokter umum ada 173.247, dokter spesialis ada 52.843, sehingga total dokter di Indonesia ada 226.190.

"Bila produksi dokter umum per tahun ada 12 ribu dari 107 fakultas kedokteran (FK) yang ada di Indonesia, dengan asumsi jumlah mahasiswa per fakultas kedokteran ada 50 sampai 100 mahasiswa, kalau 275 ribu yang dibutuhkan, maka saat ini tambahan yang kita butuhkan sekitar 60 ribu, dan dalam lima tahun lagi, kita pasti bisa memenuhi kebutuhan tersebut," katanya.

2. Harus lakukan perencanaan dan distribusi

Perawat COVID-19 di RSPP (Dok. RSPP)

Karena itu, Adib menegaskan, masalah dokter di Indonesia bukan hanya dari produksi, tetapi harus dilakukan perencanaan distribusi dan pemetaan.

"Kalau bicara permasalahan dokter di Indonesia, tidak hanya dari aspek produksi, tetapi juga perencanaan kebutuhan, utamanya pemetaan berdasarkan permasalahan kesehatan di masing-masing wilayah," ujarnya.

3. Produksi dokter berlebihan akan timbulkan konflik

Ilustrasi tenaga kesehatan salah satu Puskesmas di PPU (IDN Times/Ervan)

Adib khawatir dengan meningkatkan fakultas kedokteran tanpa melihat kebutuhan dan pemerataan, dalam waktu lima atau 10 tahun ke depan akan timbul konflik di dunia kedokteran.

"Maka jika suplai dokter dokter berlebih dan di tempatkan merata di seluruh rakyat Indonesia tidak ada masalah, tetapi jika hanya terpusat di beberapa wilayah maka potensi konflik meningkat, potensi konflik sipil, hukum, dan etik bisa muncul, yang dirugikan tentunya pasien atau masyarakat," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Dini Suciatiningrum
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us