Ini Alasan Mayjen Achiruddin Dipilih Lagi Jadi Danpaspampres

Jakarta, IDN Times - Ada peristiwa unik dalam mutasi besar-besaran perwira tinggi di tubuh TNI yang diteken Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, pada 6 Desember 2024. Salah satunya Mayjen TNI Achiruddin yang kembali ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).
Achiruddin pernah menjabat sebagai Danpaspampres pada Desember 2023, menggantikan Mayjen Rafael Granada Baay. Saat itu, Achiruddin menjadi tameng hidup bagi Presiden ke-7 Joko "Jokowi" Widodo.
Kemudian, pada mutasi 18 Oktober lalu, Achiruddin ditunjuk menjadi Pangdam VI/Mulawarman. Saat itu, tidak tercantum siapa pengganti Achiruddin sebagai Danpaspampres.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen Hariyanto, mengatakan penugasan Achiruddin sebagai Danpaspampres merupakan keputusan yang diambil dengan penuh pertimbangan.
"Penunjukkan jabatan dalam tubuh TNI, termasuk posisi Komandan Paspampres adalah kewenangan internal TNI yang mempertimbangkan berbagai aspek, seperti kebutuhan organisasi, pengalaman bertugas, prestasi dan profesionalisme perwira yang bersangkutan," ujar Achiruddin kepada IDN Times melalui pesan pendek, Rabu (11/12/2024).
Itu semua dilakukan demi mendukung optimalisasi tugas pengamanan presiden dan wakil presiden.
1. Mutasi Achiruddin dari Danpaspampres ke Pangdam dilakukan H-2 Jokowi lengser

Sementara, menurut analis militer dari Universitas Nasional (Unas), Slamet Ginting, Achiruddin yang sudah sempat menjadi Danpaspampres tiba-tiba digeser Jokowi menjadi Pangdam VI/Mulawarman hanya dua hari sebelum ia lengser, berbeda dengan presiden sebelumnya.
"Itu kan semestinya diserahkan kepada presiden yang baru. Ini kan sama seperti di era SBY ke Jokowi. Tapi SBY tidak membuat kebijakan-kebijakan penting di era di mana dia akan lengser. Berbeda dari SBY, Jokowi jelang satu atau dua hari sebelum lengser masih mencoba membuat kebijakan kepentingan politik untuk menggeser perwira tinggi," kata Slamet, kepada jurnalis di Jakarta, kemarin.
Dengan demikian, bila Achiruddin kembali dimutasi ke posisi Danpaspampres, maka mutasi sebelumnya tidak sesuai keinginan Presiden Prabowo Subianto. "Artinya, keputusan di era Jokowi dianulir oleh Prabowo Subianto," tutur dia.
2. Eks ajudan Jokowi ikut dimutasi jadi dosen tetap Unhan

Temuan lain yang menarik dari mutasi, rotasi dan promosi besar-besaran perwira tinggi TNI pada 6 Desember lalu, yakni orang terdekat Jokowi, Letjen TNI Widi Prasetijono, digeser menjadi dosen tetap di Universitas Pertahanan. Letjen Widi dulu pernah menjadi ajudan Jokowi.
"Sehingga peluang dia untuk menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), posisinya digeser oleh yang lain, misalnya Muhammad Fajar dari Komandan Kodiklat TNI menjadi Panglima Kostrad. Peluang Fajar lebih terbuka lebar (menjadi KSAD)," kata Slamet.
Apalagi, bintang dua dari Letjen Fajar diraih ketika bertugas di Kementerian Pertahanan. Ketika itu, Prabowo masih menjadi Menhan. Sehingga, menurut Slamet, perwira tinggi TNI yang dulu mengawal Prabowo di Kemenhan kini mengalami kenaikan jabatan.
3. Mayjen TNI Achiruddin lulus dari Akmil pada 1997

Sementara, Achiruddin bukan orang baru dalam hal jabatan sebagai perisai kepala negara. Sebab, ia pernah menjabat sebagai komandan grup A Paspampres pada 2019-2021. Ketika itu, ia melekat pada pengamanan Presiden Jokowi.
Achiruddin lahir pada 15 November 1975. Ia merupakan lulusan Akademi Militer pada 1997 kecabangan Infanteri (Kopassus). Selama berkarier di militer, Achiruddin Darojat memiliki karier yang mentereng. Ia pernah menjabat sebagai Danyon 812/Bantuan Sat 81 Gultor Kopassus pada periode 2012-2014.
Ketika menjadi perisai hidup Jokowi, Achiruddin pernah mengimbau warga agar tidak berperilaku agresif di hadapan mantan Wali Kota Solo itu. Hal ini menanggapi viralnya video seorang warga yang mengaku dipukul oleh Paspampres usai mendekati Presiden Joko Widodo untuk berswafoto di Samarinda, Kalimantan Timur pada September 2024 lalu. Ia pun menepis tudingan bahwa pemukulan tersebut dilakukan oleh Paspampres.
"Yang pasti tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh Paspampres. Banyak pengamanan dari pihak wilayah saat itu. Kami berharap masyarakat juga memaham SOP yang berlaku dalam pengamanan presiden, sehingga tidak berbuat yang agresif dan terkesan membahayakan obyek VVIP," katanya.