Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Permintaan Terakhir Napi Jelang Eksekusi Mati: Baju Merah, Wanita

JANGAN DIPAKAI

Jakarta, IDN Times - Detik-detik jelang ditembak mati oleh regu tembak, para narapidana vonis mati umumnya mengungkapkan permintaan terakhir di sisa hidup mereka. Macam-macam permintaan mereka. Tapi tak semuanya bisa dikabulkan.

"Ada yang bisa kabulkan ada pula yang tidak bisa," ungkap Kalapas Kelas I Cipinang, Hendra Eka Putra kepada IDN Times, Senin (14/10).

Menjadi Kalapas Batu, Nusakambangan pada 2016 membuat Hendra menjadi orang yang bertanggung jawab melayani para terpidana vonis mati saat itu.

1. Narapidana vonis mati Ang Kiem Soei minta mengenakan baju merah saat eksekusi

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Hendra mengatakan, jelang eksekusi mati sejumlah narapidana pada 2016, para narapidana vonis mati menyampaikan keinginan terakhir mereka. Namun tidak ada permintaan yang aneh atau nyeleneh. Mereka rata-rata ingin bertemu dengan keluarga di sisa hidup mereka.

"Rata-rata gak ada yang aneh, tapi saat vonis mati satu di antaranya yakni Ang Kiem Soei alias Tommy Wijaya meminta memakai baju merah saat eksekusi. Meski warga Belanda namun dia keturunan Tionghoa," ungkap Hendra.

2. Permintaan terakhir warga negara Brasil ini tidak dikabulkan

IDN Times / Dini suciatiningrum

Hendra menambahkan, tidak semua permintaan narapidana yang akan divonis mati bisa dikabulkan. Seperti dialami Marco Archer, warga Brasil.

"Dia minta wanita atau ingin hubungan intim, itu gak bisa di sana. Napi gak bisa berhubungan," paparnya.

3. Sedih melihat para narapidana divonis mati

IDN Times/Dini Suciatiningrum

Hendra mengaku sedih melihat para narapidana divonis mati. Pasalnya, sehari-hari Hendra bergaul dengan mereka dari pagi sampai terbenam matahari mulai olahraga bersama, makan, main tenis bahkan makan mi bersama.

"Ya mereka lama di penjara ada sampai 10 tahun, 18 tahun, jadi wajar jika saya merasa sedih," terangnya.

4. Hukuman mati tidak buat jera narapidana

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

Menurut Hendra, hukuman mati nyatanya tidak bisa membuat seseorang jera. Dia yakin seseorang bisa berubah, apalagi napi yang divonis mati menjalani sehari-hari di jeruji dengan hidup yang tidak tenang karena tahu dia akan mati.

"Setiap manusia pasti mati, orang juga akan berubah entah dua atau tiga tahun itu pasti ada perubahan, terlebih saat melihat anak dan istri saya yakin mereka berubah, orang narapidana teroris saja yang sudah dicuci otaknya bisa kembali ke NKRI, narapidana mereka juga manusia," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us