Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jangan Ganggu Tempat Ibadah Seseorang untuk Kepuasan Wisatamu!

Sumber Gambar: harindabama.com

Terkadang kita sering mengorbankan hal-hal suci dari satu pihak untuk kesenangan pihak lain. Peristiwa itu juga yang terjadi di Pura Besakih, pura terbesar di Pulau Dewata. Ida Pedanada Made Gunung selaku tokoh ke-Bhinekaan mengemukakan hal itu. Menurutnya menjadikan kawasan Besakih sebagai destinasi untuk industri pariwisata telah menodai kesucian tempat ibadah umat Hindu.

"Sampai kapan pun rencana itu akan saya tolak. Bagi saya pencoretan kawasan Besakih dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) adalah harga mati," tegas Ida Pedanada Made Gunung kala berbincang dengan Bali Post di Gria Purnawati, Blahbatuh, Gianyar.

Default Image IDN

Fokus dari permasalahan ini bukanlah masuk tidaknya Pura Besakih ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Ida Pedanada Made mempunyai pandangan yang lebih jauh lagi. Fokus masalah terletak pada kesucian Pura Besakih sebagai tempat ibadah. Ia tak hanya mempunyai nilai materiil, tetapi juga nilai rohani. Nilai rohani itu yang tak pantas untuk diperjualbelikan melalui industri pariwisata.

Default Image IDN

Menjadikan Pura Besakih ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional membawa banyak konsekuensi. Misalnya reklamasi Teluk Benoa. Apa yang ditakutkan bersama adalah nilai-nilai sakral dalam beragama kemudian dimodifikasi untuk memenuhi tuntutan pasar pariwisata. Semisal ketika beribadah dalam suasana gelap dan minim cahaya, pengunjung malah memfoto peserta ibadah menggunakan blitz. Kasus ini juga sering terjadi di Candi Borobudur ketika perayaan Waisak.

Salah satu momen yang dinanti-nanti ketika perayaan Waisak di Candi Borobudur adalah pelepasan lampion. Acara itu didahului dengan pemanjatan doa-doa kemudian para dewa-dewi. Semestinya acara berlangsung khusyuk dan khidmat dalam kegelapan malam. Sayang seribu sayang, banyak pengunjung wisata yang tak tahu diri. Mereka memotret dengan cahaya tambahan yang menyilaukan.

Default Image IDN

Bayangkan bagaimana rasanya ketika kamu sedang berdoa, lalu ada orang yang menyorotkan lampu ke wajahmu. Kalau ditujukan untuk membantu tidak apa-apa. Tapi kalau hanya dipakai sebagai foto kenang-kenangan agar bisa diunggah ke media sosial untuk dapat prestis berupa likes dan comment? Sungguh tak pantas.

Default Image IDN

Beragama adalah salah satu hak asasi yang dijamin di negara ini. Karena itu, mohon pertimbangkan kebebasan kenyamanan mereka dalam berdoa. Tak bolehkah mereka berbincang dengan Tuhan dalam tenang dan damai?

Share
Topics
Editorial Team
Fajar Nurmanto
EditorFajar Nurmanto
Follow Us