Jelang HAN 2024, Menteri PPPA Dorong Budaya Berkebaya Sejak Dini

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mengungkapkan jika budaya menggunakan kebaya perlu semakin digalakkan perempuan dan anak perempuan.
Dia mendorong para ibu dan perempuan mengajarkan budaya berkebaya sejak dini, apalagi jelang momen Hari Anak Nasional (HAN) pada 23 Juli dan Hari Kebaya Nasional pada 24 Juli 2024.
“Kegiatan ini merupakan momen yang istimewa karena secara bersamaan kita merayakan Hari Kebaya Nasional yang pertama dan Hari Anak Nasional ke-40. Setelah perjuangan panjang, akhirnya tanggal 24 Juli ditetapkan sebagai Hari Kebaya Nasional. Maka dari itu, perjuangan ini tidak boleh kita sia-siakan. Kita harus ambil peran dalam membumikan nilai-nilai berkebaya, mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari, dan mengajari anak-anak kita tentang nilai berkebaya,” kata Bintang saat parade kebaya nusantara di momen car free day, dikutip Senin (22/7/2024).
1. Tren kebaya bergerak menyesuaikan perkembangan zaman

Menurut Bintang, tren kebaya bergerak menyesuaikan perkembangan zaman. Di manapun dan kapanpun, seseorang bisa mengenakan kebaya, termasuk anak-anak.
Anak-anak sebagai generasi penerus punya peranan penting dalam melestarikan warisan budaya. Oleh karenanya, Bintang berpesan kepada para ibu dan anak-anak untuk bersama mendukung budaya tersebut ditanamkan sejak dini.
“Perempuan berkebaya bukan hanya menunjukan jati diri dan identitas bangsa, tetapi juga mendukung UMKM di akar rumput. Menggunakan kebaya berarti mensejahterakan para pengrajin wastra. Artinya, kita bukan hanya membumikan budaya tapi juga turut serta mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa,” kata dia.
2. Dukungan seluruh pihak untuk mewujudkan anak tumbuh sehat

Dia mengajak seluruh pihak mendukung pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak. Hal tersebut diharapkan bisa mewujudkan anak tumbuh sehat, ceria, kreatif dan memanfaatkan waktu luangnya untuk kegiatan yang positif.
Saat ini, kebaya sedang diajukan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO dan akan diumumkan pada Desember 2024.
“Sepanjang perjuangan kami untuk mewujudkan Hari Kebaya Nasional, sangat banyak dukungan pemerintah yang kami terima, bersamaan dengan dukungan komunitas, akademisi dan semua pecinta kebaya tentunya,” kata Ketua Timnas Kebaya Indonesia, Lana Koentjoro.
Selain itu dilakukan parade kebaya nusantara bersama-sama di beberapa daerah mulai dari Aceh, Surabaya, Kalimantan, Sulawesi Selatan dan kota lainnya.
3. Hari Kebaya bentuk legitimasi dan eksistensi perempuan Indonesia

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Irini Dewi Wanti menyampaikan Hari Kebaya Nasional menjadi bukti legitimasi dan eksistensi perempuan Indonesia.
Mereka disebut telah mengambil peran dalam perjuangan bangsa, ke depan akan menjadi pemimpin bangsa dan terus ikut serta dalam melestarikan warisan budaya.
“Mari sama-sama kita lestarikan dan budayakan kebaya demi mempertahankan jati diri bangsa Indonesia,” kata Irini.