Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto Ingin Polisi RW Jadi Pemecah Masalah

Jakarta, IDN Times - Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto mengakui ada perbedaan saat bertugas sebagai Deputi Penindakan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan jabatannya sekarang.
Menurut dia, area kerja saat menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK lebih kecil dibanding sebagai Kapolda Metro Jaya karena mencakup banyak hal yang dikerjakan mulai dari kriminal umum, khusus, narkoba, hingga kemacetan.
“Semua yang menjadi tanggung jawab saya, saya kerjakan dan tentunya saya punya cara,” ujar dia di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (6/5/2023).
1. Akan poles program kerja Kapolda terdahulu

Karyoto mengatakan, program kerja Kapolda Metro Jaya terdahulu dinilainya sudah cukup bagus, salah satunya adalah dengan adanya program Polisi RW.
Namun, nantinya sejumlah program yang ada itu perlu ditingkatkan. Polisi RW ke depannya harus mampu menjadi sebagai seorang intelijen, negosiator, dan seorang yang bisa memecahkan masalah di masyarakat.
“Kita tingkatkan, dia harus sebagai seorang intelijen, dia sebagai seorang negosiator, dia harus sebagai seorang pemecah masalah,” ucap dia.
2. Siap membantu pemerintah daerah dan pusat

Sebagai seorang Kapolda, Karyoto mengaku akan lebih banyak lagi bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Oleh karena itu, dia langsung menemui Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono di Balai Kota dalam rangka melaporkan bahwa Polda Metro Jaya siap melaksanakan kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
“Saya harus melaporkan bahwa saya siap melaksanakan tugas, semua hal-hal yang menjadi kebijakan pemda dan pemerintah pusat,” ucapnya.
3. Karyoto sebut Jakarta harus dijaga

Diketahui, Irjen Karyoto secara resmi menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Fadil Imran yang dimutasi sebagai Kabaharkam.
Karyoto mengaku siap menjalankan tugasnya sebagai Kapolda Metro Jaya dan akan berusaha melayani masyarakat Jakarta.
Sebab, menurut Karyoto, Jakarta ini sangat tidak biasa, mengingat posisinya saat ini yang masih sebagai ibu kota.
“Karena masyarakat Jakarta bukan hanya masyarakat biasa, isinya ada ibu kota itu yang harus betul-betul kita jaga sebagai rumah bersama,” ucap dia.