Kasus DBD Jakarta Melonjak, Heru Budi Imbau 3M dan Pakai Baju Panjang

Jakarta, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengimbau masyarakat agar menerapkan 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air. Imbauan ini seiring dengan naiknya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta.
"Mengatasinya salah satunya mengentas sarang nyamuk, membersihkan tempat-tempat dari air yang tergenang, dan tentunya anak-anak kita kalau keluar rumah bisa menggunakan pakaian lengan panjang, dan menjaga kebersihan," ujar Heru di Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (15/3/2024).
1. Curah hujan meningkatkan vektor penularan DBD

Dari total kasus di DKI Jakarta, sebanyak 208 kasus ada di Jakarta Barat, 161 kasus di Jakarta Timur, 145 kasus di Jakarta Selatan, 74 kasus di Jakarta Utara, 34 kasus di Jakarta Pusat, dan 5 kasus di Kepulauan Seribu.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan, meningkatnya kasus DBD disebabkan adanya kelembaban tinggi.
"Meningkatnya curah hujan, berpotensi pada peningkatan vektor penular DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti," ujar Ani.
2. DPRD minta penyelidikan epidemilogi

Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Elva Farhi Qolbina, meminta Dinas Kesehatan melakukan penyelidikan epidemiologi seiring naiknya kasus DBD di Jakarta. Tercatat 627 kasus DBD di Jakarta sejak Januari hingga 19 Februari 2024.
Elva menerangkan, penyelidikan epidemiologi merupakan kegiatan pelacakan penderita DBD yang dilaksanakan petugas kesehatan setelah menemukan kasus atau mendapat informasi mengenai penderita DBD.
“Dinkes perlu melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencegah peningkatan kasus DBD dan secara aktif mengedukasi masyarakat tentang pencegahan DBD,” ujar Elva dalam keterangan, Kamis (14/3/2024).
3. Pemetaan wilayah penyebaran DBD sangat penting

Dia mengatakan, identifikasi atau pemetaan wilayah penyebaran kasus DBD sangat diperlukan untuk menentukan langkah penanganan kasus di wilayah tersebut.
Sementara untuk kesiapan penanganan, ia meminta Dinas Kesehatan menyediakan fasilitas kesehatan (faskes) yang cukup menampung pasien demam berdarah, seperti ketersediaan tempat tidur, peralatan medis, dan tenaga medis agar pasien bisa cepat tertangani.
“Saya mendorong Dinkes untuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan di rumah sakit dan puskesmas memadai,” ucap dia.