Kata Pakar UGM soal 2 Anak Meninggal Usai Vaksin COVID-19

Jakarta, IDN Times - Pakar Virologi dan Imunologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Mohammad Saifudin Hakim, menegaskan meninggalnya dua anak di Bone dan Jombang, usai vaksinasi COVID-19 tidak disebabkan vaksin COVID-19.
"Komnas KIPI (Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) telah melakukan investigasi bahwa kedua kasus tersebut tidak disebabkan oleh vaksin COVID-19," ujar dia dalam siaran tertulis dikutip dari laman ugm.ac.id, Minggu (9/1/2021).
1. Komnas KIPI akan tindaklanjuti laporan kasus ini

Oleh sebab itu, Hakim mengimbau para orang tua tetap tenang dan tidak takut untuk mengajak anaknya vaksin COVID-19.
"Karena adanya laporan kejadian semacam ini akan ditindaklanjuti oleh Komnas atau Komda KIPI, untuk memastikan pelayanan vaksinasi COVID-19 tetap berjalan secara optimal," ujar dia.
2. Efek samping vaksin COVID-19 pada anak

Hakim mengatakan efek samping vaksinasi COVID-19 secara umum ada yang sifatnya lokal, seperti nyeri atau bengkak di tempat suntikan.
"Selain itu, juga yang bersifat sistemik seperti demam. Kondisi demam merupakan bentuk respons tubuh dalam membentuk antibodi," kata dia.
3. KIPI belum tentu disebabkan vaksin

Hakim menekankan setiap kejadian serius pascaimunisasi, Komnas dan Komda KIPI akan melakukan investigasi untuk melihat adanya hubungan sebab-akibat kejadian tersebut dengan vaksin.
Sebab, sambung Hakim, KIPI adalah semua kejadian tidak diinginkan yang muncul setelah vaksinasi. Kendati, kejadian yang timbul belum tentu disebabkan vaksin.
"KIPI adalah semua kejadian yang timbul setelah vaksin, tetapi belum tentu disebabkan oleh vaksin. Hal ini yang perlu dipahami oleh masyarakat umum, sehingga tidak perlu terburu-buru menyimpulkan bahwa kejadian serius tersebut pasti disebabkan oleh vaksin COVID-19," ujar dia.