Keluarga Korban Mutilasi Timika Bantah Rp250 juta Buat Beli Senjata

Jakarta, IDN Times - Pihak keluarga membantah soal adanya kabar uang ratusan juta yang dibawa korban mutilasi di Timika digunakan untuk membeli senjata laras panjang.
Sebagaimana diketahui, kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap 4 warga sipil dilakukan 6 anggota TNI AD serta 4 sipil di Timika, Papua.
1. Keluarga bantah uang ratusan juta digunakan untuk beli senjata

Pengacara keluarga korban, Michael Himan memastikan tudingan soal uang senilai Rp250 juta dipakai buat beli senjata tidak benar. Uang itu justru dipakai korban untuk membeli bahan material pembangunan gereja dan rumah.
"Kenapa uang itu ada di rekening mereka, itu duit untuk belanja bahan material pembangunan, bukan untuk mau belanja amunisi atau pembelian senjata yang dituduhkan, diberitakan oleh media itu," ujar Michael.
2. Korban pamit beli bahan baku bangunan

Dia menjelaskan kronologi awal kejadian yang disebutnya sebagai pembunuhan sadis tersebut. Awalnya sejumlah korban pada 22 Agustus 2022 malam meninggalkan rumah untuk membeli bahan baku bangunan ke Timika.
"Peristiwa Senin, 22 agustus jam 19.00 WIT, mereka meninggalkan kampung halaman sudah menuju ke Timika, tujuannya mereka mau belanja alat-alat pembangunan baik itu pembangunan gereja atau rumah," kata dia.
Michael lantas membantah adanya tudingan korban ke luar rumah untuk membeli senapan serbu jenis AK-47.
"Jadi itulah tuduhan-tuduhan yang sering lebih dulu disampaikan ke publik sebelum terkonfirmasi kepada pihak keluarga korban," ucap dia.
3. Keluarga sebut polisi awalnya tak menanggapi laporan hilangnya korban

Kemudian dia menjelaskan proses penemuan mayat korban. Awalnya keluarga sempat dibuat panik dengan hilangnya korban tanpa kabar. Kemudian mereka mulai mencari ke rumah sakit, polsek, hingga koramil terdekat.
Michael menyayangkan sikap kepolisian yang justru tak menanggapi dengan baik laporan dari keluarga korban.
"Sudah melaporkan ke kepolisian namun mereka tidak bertindak untuk mencari korban ini," tutur dia.
Akhirnya keluarga berinisiatif mencari korban dengan alat sederhana hingga mereka menemukan potongan tubuh korban pertama di sebuah kali.
"Mereka kembali lagi ke kali yang sama, mereka menemukan di sana ada di karung potongan tubuhnya, diisi tujuh batu biar tenggelam di kali itu. Dari situ mereka menemukan dua korban," imbuh dia.