Kemenag Bakal Bentuk 4 Ditjen Baru, Ada Kontra Radikalisme

- Kemenag akan membentuk empat ditjen baru, termasuk Ditjen Kontra Radikalisme dan Ditjen Pendidikan Tinggi Keagamaan.
- Madrasah akan diubah menjadi tiga model: Madrasah PK (fokus kitab kuning), IC (fokus cendekiawan), dan Kejuruan.
- Rencana pembukaan program studi baru seperti Manajemen Pesantren dan Industri Halal untuk mencetak generasi yang adaptif dan relevan.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi'i, memaparkan sejumlah rencana baru di Kementerian Agama (Kemenag) untuk bidang pendidikan. Hal ini diungkapkan saat ia menerima kunjungan Rektor Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya Tasikmalaya, Asep Salahudin, di kantor pusat Kemenag.
Inisiatif tersebut salah satunya meliputi pembentukan empat ditjen baru, yaitu Ditjen Kontra Radikalisme, Ditjen Pendidikan Tinggi Keagamaan, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan, serta Ditjen PAUD.
“Saya, bersama teman-teman dan staf ahli, serta para dirjen, memulai fokus ini. Kita membentuk Ditjen Kontra Radikalisme, Ditjen Pendidikan Tinggi Keagamaan, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan, dan Ditjen PAUD,” kata Romo, Senin (28/4/2025).
1. Kemenag juga akan transformasi madrasah jadi tiga model

Selain itu, Romo menjelaskan, Kemenag akan melakukan transformasi madrasah menjadi tiga model, yaitu Madrasah PK (fokus kitab kuning), Madrasah IC (fokus cendekiawan), dan Madrasah Kejuruan.
“Juga kami berencana menambah satu direktorat khusus bidang vokasi untuk memperkuat aspek kejuruan. Ini untuk menangkap peluang besar dari kebijakan presiden tentang badan pangan, badan energi, kinerja industrialisasi, dan lain-lain, yang akan membuka banyak lapangan kerja, terutama yang membutuhkan keahlian praktis,” kata dia.
2. Kemenag dorong pembukaan program studi baru

Tak hanya itu, kata Romo, Kemenag mendorong pembukaan program studi baru, seperti Manajemen Pesantren dan Industri Halal. Program studi Industri Halal bertujuan mengembangkan ekosistem halal di Indonesia, meliputi makanan, obat-obatan, kosmetik, gaya hidup, hingga pariwisata halal.
"Semua yang terkait pendidikan agama, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta, saya usahakan maksimal. Kita ingin mencetak generasi yang adaptif, berintegritas, dan relevan dengan kebutuhan zaman," kata dia.
3. Rektor IAILM Suryalaya ajak Wamenag sowan ke kampus Suryalaya

Dalam pertemuan ini, Rektor IAILM Suryalaya, Asep Salahudin mengajak Romo hadir di kampus mereka, guna memberikan pencerahan kepada mahasiswa dan santri.
“Kami akan sangat berterima kasih dan berbahagia apabila Romo berkenan hadir di kampus kami, memberikan pencerahan kepada para mahasiswa, siswa, dan santri di Suryalaya,” ungkapnya.
Asep juga memperkenalkan profil IAILM dan Pesantren Suryalaya. Ia menyebut Pesantren Suryalaya tahun ini memperingati usia ke-120 sejak didirikan pada 1905, sementara kampus IAILM telah memasuki usia 39 tahun. Menurutnya, pendidikan di bawah naungan Pesantren Suryalaya telah tersedia dari jenjang TK hingga Aliyah.
Ia juga berharap kolaborasi dengan Kemenag dapat memperkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Kami sedang berupaya agar ke depan bisa berkembang menjadi sebuah universitas yang solid. Semoga ke depannya berhasil,” kata Asep.