Kemenhut Targetkan Pangkas 140 Juta Ton CO2, Capai FOLU Net Sink 2030

- Kementerian Kehutanan menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca 140 juta ton CO2 ekuivalen untuk mencapai FOLU Net Sink 2030.
- Langkah-langkah untuk mencapai target FOLU Net Sink meliputi pengurangan emisi dari deforestasi, dekomposisi dan kebakaran gambut, serta penerapan praktik-praktik pengelolaan hutan lestari.
- Dibutuhkan pendanaan Rp204 triliun untuk merealisasikan kondisi net sink, dengan alokasi APBN hanya sekitar Rp19,6 triliun pada periode 2020-2024. Indonesia mencari pendanaan dari negara lain seperti Norwegia.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca 140 juta ton CO2 ekuivalen untuk mencapai FOLU Net Sink 2030. Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Mahfudz, mengatakan hal itu dilakukan melalui sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau Forestry and Other Land Uses (FOLU).
Sektor ini diproyeksikan dapat memangkas hampir 60 persen dari total target penurunan emisi nasional.
"Semua langkah aksi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dirancang secara rinci dan terintegrasi, agar dapat memberikan manfaat berupa pengurangan terukur laju emisi, perbaikan dan peningkatan tutupan kanopi hutan dan lahan," kata Mahfudz dalam Journalist Workshop on Indonesia's FOLU Net Sink 2030 di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025).
1. Langkah untuk mencapai target FOLU Net Sink

Mahfudz menjelaskan, langkah untuk mencapai target FOLU Net Sink mencakup pengurangan emisi dari deforestasi, pengurangan emisi dari dekomposisi dan kebakaran gambut, peningkatan kapasitas hutan alam dalam menyerap karbon, serta peningkatan kapasitas suksesi hutan alam.
"Langkah lainnya, penerapan praktik-praktik pengelolaan hutan lestari, restorasi dan perbaikan tata air gambut, restorasi dan rehabilitasi hutan, optimalisasi pemanfaatan lahan yang tidak produktif, peningkatan produktivitas lahan dan indeks penanaman, serta praktik-praktik teknik pengolahan tanah dalam budidaya pertanian," ujar Mahfudz.
2. Sektor FOLU sebagai kunci utama mencapai target Net Zero Emission

Selain itu, pencegahan konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian hingga pengurangan kehilangan hasil pertanian dan limbah makanan. Mahfudz mengungkapkan Indonesia yang memiliki kawasan hutan seluas 125,7 juta hektar atau sekitar 63 persen dari total daratan, menempatkan sektor FOLU sebagai kunci utama dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2030.
"Indonesia merancang sektor FOLU akan mampu mencapai kondisi net sink mulai 2030," ujar dia.
3. Dibutuhkan pendanaan Rp204 triliun untuk merealisasikan kondisi net sink

Kemenhut mencatat, dibutuhkan pendanaan Rp204 triliun untuk merealisasikan kondisi net sink. Namun, alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya sekitar Rp19,6 triliun pada periode 2020-2024.
Maka dari itu, pihaknya mencari pendanaan dari negara lain. Terbaru, Indonesia menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Norwegia yang berlaku selama lima tahun yaitu hingga 2027 di era Menteri KLHK, Siti Nurbaya.
MoU tersebut berbasis hasil atau result-based dengan total kontribusi sebesar 216 juta dollar AS. Dana disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
Perjanjian kerja sama diperpanjang oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, pada 19 Februari 2025.