Kerap Dikawal Ketat, Ahok Disindir oleh Berbagai Pihak

Jelang Pilkada DKI 2017 yang semakin dekat, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok lebih sering dikawal aparat keamanan. Hal ini terlihat saat sejumlah personel kepolisian berboncengan dalam satu sepeda motor mengawal kepulangan Ahok dari acara di Pasar Kebon Bawang.
Dilansir Kompas.com, (14/9), personel tersebut juga nampak menenteng senjata laras panjang. Personel kepolisian terlihat mengawal Ahok di sepanjang jalan, mulai dari Pasar Kebon Bawang sampai akan masuk Tol Wiyoto Wiyono, tepatnya di pintu Tol Kebon Bawang. Selama acara peresmian, tampak pula puluhan polisi yang berjaga dengan menggunakan tameng dan pentungan.

Tentu saja ini bukan untuk pertama kalinya Ahok mendapat pengawalan ketat. Ahok juga pernah mendapat pengawalan ketat saat menghadiri acara peresmian Pasar Kampung Duri, Tambora, Jakarta Barat sebelumnya. Saat itu, kedatangan Ahok diwarnai aksi unjuk rasa dari sekelompok warga.
Hal yang sama juga terjadi saat Ahok meresmikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Rusunawa Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Saat itu, sempat muncul ajakan untuk menggelar aksi unjuk rasa menentang Ahok. Namun, pada akhirnya aksi tersebut tidak jadi digelar.
Sindiran kepada Ahok karena terlalu sering dikawal.

Fenomena ratusan personel gabungan dari Brimob, Sabhara, dan Satpol PP yang terpencar di beberapa titik di dekat Pasar Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk melindungi Ahok ini menarik perhatian sejumlah pengamat. Ada yang membawa senjata gas air mata dan senapan laras panjang. Tameng pun disiagakan.
Semua kelengkapan itu digunakan untuk mengantisipasi adanya aksi penolakan terhadap Gubernur DKI Jakarta Ahok yang meresmikan Pasar Kebon Bawang. Ahok mengklarifikasi bahwa dirinya tak mengetahui soal pengamanan yang banyak tersebut. Pasalnya dia sudah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

Akan tetapi, hal ini menjadi bahan sindiran dari bakal calon gubernur DKI Jakarta, Rizal Ramli. Mantan Menko Maritim ini mengatakan jika Ahok disukai warga Jakarta maka tidak perlu ada pengawalan ketat saat dia turun ke lapangan.
Pemimpin yang hebat dan dicintai rakyatnya tidak perlu mendapatkan pengawalan, apalagi berlebihan. Rizal menilai pengawalan tersebut sebagai bentuk ketakutan Ahok yang selama ini kerap mendapatkan protes dari sebagaian warga yang rumahnya digusur. Rizal juga menyindir Ahok yang masa sama rakyatnya sendiri takut.
Sebelumnya pada Agustus 2016, Ahok juga mendapat ancaman dari warga yang mengatasnamakan Forum RT/RW se-Jakarta Timur. Saat itu Ahok hendak meresmikan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di Rumah Susun Cipinang Besar Selatan, Jatinegara. Namun, hingga peresmian rampung, ancaman demonstrasi warga tersebut ternyata tidak tampak.
Pada 24 Juni 2016, bentrok massa menolak Ahok dengan aparat, tak bisa dihindarkan. Saat itu, Ahok hendak meresmikan RPTRA di Penjaringan, Jakarta Utara. Dua polisi terluka terkena lemparan batu massa yang beringas. Selain juga kendaraan operasional polisi juga banyak yang dirusak massa.
Lebih baik mana, ditemani aparat keamanan atau relawan?

Semakin ketatnya pengawalan terhadap Ahok ini juga disinggung oleh bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Calon pesaing Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 ini membandingkan dengan dirinya yang setiap kali melakukan pertemuan dengan warga tanpa dikawal personel kepolisian. Biasanya, dia hanya ditemani para relawannya.
Kendati demikian, Ahok mengatakan bahwa pengamanan terhadap dirinya itu tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Dia juga menyatakan tidak mempermasalahkan ketatnya pengawalan ini. Dia memercayakan pengamanan tersebut kepada pihak berwajib.