Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Konfercab PA GMNI Bekasi Ricuh, Piring-Gelas Berterbangan

Konfercab ke-3 PA GMNI Kota Bekasi ricuh
Konfercab ke-3 PA GMNI Kota Bekasi ricuh. (IDN Times/Imam Faishal)
Intinya sih...
  • Terjadi kericuhan Konfercab PA GMNI saat Wali Kota Bekasi memberikan sambutan
  • Lemparan gelas dan piring terjadi, Tri Adhianto dievakuasi, kader GMNI meminta PA GMNI Kota Bekasi dibubarkan
  • Ketua DPC PA GMNI Kota Bekasi menganggap kericuhan sebagai dinamika berorganisasi, Tri Adhianto menyoroti tantangan besar yang dihadapi Kota Bekasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bekasi, IDN Times - Kericuhan terjadi saat Konferensi Cabang (Konfercab) ke-3 Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Kota Bekasi, yang berlangsung di Hotel Merapi Merbabu, Kecamatan Rawalumbu Sabtu (11/10/2025) siang.

Pantauan IDN Times, kericuhan terjadi saat Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, memberikan sambutan pada acara tersebut. Saat sambutan sedang berlangsung, belasan orang yang berasal dari kader GMNI Bekasi langsung menerobos ke ruangan Konfercab.

Situasi memanas ketika pihak panitia mencoba menghalangi kader GMNI tersebut memasuki ruangan Konfercab. Aksi saling dorong dan adu mulut pun tak terhindarkan.

1. Terdapat lemparan gelas dan piring

Konfercab ke-3 PA GMNI Kota Bekasi ricuh.
Konfercab ke-3 PA GMNI Kota Bekasi ricuh. (IDN Times/Imam Faishal)

Beberapa peserta Konfercab yang mengetahui kericuhan tersebut mencoba meredakan situasi. Namun, situasi kacau kembali terjadi ketika adanya lemparan gelas dan piring ke arah kedua kubu yang terlibat kericuhan.

Saat kericuhan terjadi, panitia menghentikan sementara seluruh tangkaian acara tersebut. Tri Adhianto yang sedang berada di podium juga terpaksa harus dievakuasi dan meninggalkan acara Konfercab tersebut.

Beberapa saat kemudian, perwakilan PA GMNI mencoba mendatangi dan berdiskusi dengan kader GMNI. Hasilnya, kader GMNI bersedia meninggalkan lokasi Konfercab. Saat meninggalkan lokasi, kader GMNI juga meminta PA GMNI Kota Bekasi dibubarkan.

"Bubarkan PA, Bubarkan PA, Bubarkan PA," seru kader GMNI sambil berjalan meninggalkan hotel.

2. Dinamika berorganisasi

Ketua DPC PA GMNI Kota Bekasi, Heri Purnomo
Ketua DPC PA GMNI Kota Bekasi, Heri Purnomo. (IDN Times/Imam Faishal)

Sementara, Ketua DPC PA GMNI Kota Bekasi, Heri Purnomo, mengaku dirinya tidak mengetahui pasti tuntutan dari kader GMNI aktif tersebut, yang menggeruduk lokasi Konfercab. Meski begitu, ia menganggap kericuhan tersebut merupakan dinamika berorganisasi.

"Kalau menurut saya ini dinamika biasa ya itu, adik-adik kita juga semua, teman-teman kita juga semua," katanya.

Heri menjelaskan kegiatan ini berbeda dengan konferensi cabang GMNI aktif, karena fokusnya pada perkumpulan alumni.

“Ini kegiatan alumni, bukan kegiatan GMNI aktif. Jadi memang kami hanya musyawarah untuk menentukan siapa yang mengelola dan mengorganisir alumni-alumni,” jelasnya.

Meski begitu, Heri juga akan terus menjalani komunikasi dengan kader GMNI aktif, agar kericuhan serupa tidak lagi terjadi.

3. Minta PA GMNI aktif membangun Kota Bekasi

GMNI ricuh di Bekasi
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto. (IDN Times/Imam Faishal)

Diketahui, kegiatan Konfercab ke-3 PA GMNI Kota Bekasi dihadiri Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2015-2018, Arief Hidayat.

Dalam sambutannya, Tri Adhianto sempat menyampaikan pesan inspiratif tentang pentingnya kader dan alumni GMNI, dalam menjaga semangat perjuangan Bung Karno pada era modern.

“Kita semua sebagai kader Bung Karno memiliki tugas melanjutkan cita-citanya. Konfercab ini bukan sekadar acara organisasi, tapi juga ruang menegaskan arah perjuangan. Mau dibawa ke mana semangat marhaenisme di Kota Bekasi hari ini,” kata Tri.

Tri juga menyoroti tantangan besar yang kini dihadapi Kota Bekasi, seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan sosial. Ia mendorong alumni GMNI untuk ikut berperan aktif dalam memberikan solusi dan ide-ide konstruktif.

“Tantangan ke depan tidak sederhana. Ada pengangguran, ada ketimpangan sosial, dan ada krisis lingkungan. Semua itu butuh kerja bersama, bukan sekadar wacana,” kata Tri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

DPR Dorong Usul APBN Dipakai untuk Ponpes Al-Khoziny Dikaji Lagi

11 Okt 2025, 20:36 WIBNews