Legislator PKB Minta Elite Trans7 Mondok 40 Hari di Pesantren

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, meminta pimpinan dan direksi Trans7 untuk belajar selama 40 hari di pondok pesantren supaya mengenal lebih dalam lembaga pendidikan pesantren.
Hal itu disampaikan Maman Imanulhaq saat menghadiri audiensi bersama Trans7 dan Himpunan Alumni Santeri Lirboyo (Himasal) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/10/2025).
"Sekali-sekali para direktur atau pimpinan para elite Trans7 mondok di pesantren 40 hari," ujar dia.
Maman mengatakan, pada abad ke-21 ini pesantren telah lebih terbuka dan demokratis, karena pesantren sangat mencintai negeri ini.
Dia mengatakan, tidak ada satu pihak pun yang memperjuangkan nilai-nilai konstitusi dan mencerdaskan kehidupan bangsa, kecuali lembaga pesantren. Ia pun menceritakan salah satu kisah seorang ustaz yang ia temui di salah satu pesantren di Indonesia.
Santri tersebut, kata Maman, rela mengajar tanpa pamrih dengan meminta bayaran kepada kiyainya. Namun, hal itu ia lakukan karena tidak membawa uang sepeser pun ketika mondok.
"Ada seorang ustaz yang saya tanya berapa digaji, 'dia bilang jangan tanya kami digaji karena menurut kami berkah itu lebih penting daripada gaji'," ujar dia.
Diketahui, tagar #BoikotTrans7 tengah ramai diperbincangkan di media sosial X (Twitter) sejak Senin (13/10/2025) malam hingga hari ini, menyusul kontroversi tayangan yang dianggap menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo.
Aksi boikot itu muncul sebagai reaksi kekecewaan warganet terhadap program “Xpose Uncensored” di Trans7 yang dinilai melecehkan pesantren dan ulama. Dalam episode program Xpose yang tengah ramai dibicarakan menampilkan sejumlah narasi, dan visual yang dinilai menciptakan stereotip negatif terhadap kehidupan di pesantren.
Segmen tersebut berjudul: “Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?” Potongan video tersebut viral dan memicu kemarahan publik, karena dianggap menyinggung kehidupan santri dan melecehkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh dunia pesantren.