Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ma'ruf soal Matahari Kembar: Kalau Semua Hatinya Bersih Bukan Ancaman

Ketua Dewan Syura PKB Ma'ruf Amin. (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Ma'ruf Amin menanggapi dualisme kepemimpinan di pemerintahan Prabowo, menyatakan tidak akan menjadi ancaman bila hati semua pihak bersih.
  • Ketua Dewan Syura PKB tak mempersoalkan banyaknya menteri Prabowo yang sowan ke Jokowi, menganggap itu sebagai bagian dari silaturahmi yang bisa dilakukan ke semua pihak.
  • Prabowo tidak merasa keberatan meskipun menterinya banyak yang sowan ke Jokowi, dianggap sebagai tata krama dan silaturahmi Lebaran. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan membantah adanya dualisme kepemimpinan.

Jakarta, IDN Times - Wapres ke-13 RI Ma'ruf Amin menanggapi isu matahari kembar alias isu dualisme kepemimpinan di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini bertepatan dengan banyaknya menteri di Kabinet Merah Putih yang ramai-ramai sowan ke Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Widodo pada momen Lebaran 2025.

Ma'ruf Amin menyatakan isu dualisme ini tidak akan menjadi ancaman bagi kepemimpinan Prabowo, bila semua pihak hatinya sama-sama bersih. 

"Ya Kalau hatinya bersih semua tidak ada ancaman. Hatinya dibersihkan dulu," ujar dia, seusai menghadiri acara Halalbihalal bersama Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (20/4/2025) malam.

1. Menteri Prabowo sowan ke Jokowi hanya silaturahmi

Ketua Dewan Syura PKB Ma'ruf Amin. (IDN Times/Amir Faisol)

Kendati, Ketua Dewan Syura PKB itu tak mempersoalkan secara serius banyaknya menteri di kabinet Prabowo yang sowan ke Jokowi di Solo.

Menurut dia, apa yang dilakukan sejumlah menteri Prabowo itu bagian dari silaturahmi. Silaturahmi dapat dilakukan ke semua pihak, termasuk pada mantan presiden. 

"Saya kira Itu bagian harus diartikan sebagai dari silaturahmi itu tadi, dengan bekas presiden dengan bekas Wapres, dengan yang lain-lain," kata Ma'rif Amin.

2. Prabowo tak terganggu menterinya sowan ke Jokowi

Presiden Prabowo mengundang Presiden ke-7 RI, Joko Widodo buka puasa bersama ke Istana Kepresidenan Jakarta (dok. Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Prabowo tidak merasa keberatan meskipun menterinya banyak yang sowan ke Jokowi. Kepala Negara, kata dia, mengharagai itu sebagai sebuah tata krama anak buah ke mantan bosnya.

"Presiden Prabowo merasa tidak terganggu dengan adanya menteri-menteri pada era Pak Jokowi yang juga bersilaturahmi kepada Pak Jokowi, dan Presiden Prabowo menghargai itu sebagai sebuah tata krama," kata Muzani, di Gedung Nusantara III DPR RI, Jakarta, Kamis, 17 April 2025. 

Menurut Muzani, mereka yang sowan ke sana adalah menteri-menteri Jokowi saat ia masih menjabat sebagai presiden. Dia mengatakan, silaturahmi para menteri itu bukan masalah besar karena hanya bagian silaturahmi Lebaran.

"Apalagi dalam suasana lebaran menghormati Pak Jokowi yang pernah menjadi Presiden pada saat beliau menjadi menteri saya kira itu," kata Muzani.

Ia kembali menegaskan, Prabowo tidak merasa keberatan dengan hal tersebut, meski pun banyak pihak menilai hal memunculkan dualisme kepemimpinan.

"Itu bagian dari tata krama lebaran dan itu Pak Prabowo tidak merasa terganggu dengan situasi," kata dia.

3. Istana bantah adanya dualisme kepemimpinan

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi membantah tudingan mengenai dualisme kepemimpinan alias matahari kembar di pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

Hasan pun menegaskan, silaturahmi momen Idul Fitri jangan sampai dibumbui tafsiran politik. Menurut dia, kunjungan menteri Prabowo ke kediaman Jokowi dalam rangka silaturahmi lebaran dan merajut kembali persaudaraan.

"Silaturahmi-silaturahmi Lebaran jangan dibumbui tafsiran politik. Kita masih dalam suasana lebaran dan merajut kembali hubungan-hubungan persaudaraan," ucap dia.

Diketahui, sejumlah menteri sowan ke kediaman Presiden ke-7 Jokowi di Solo pekan lalu, dalam rangka halalbihalal. Mayoritas mereka adalah menteri-menteri yang dulu pernah bertugas pada pemerintahan Jokowi, tetapi mereka kini diberikan kepercayaan kembali sebagai menteri di Kabinet Merah Putih Prabowo. 

Silaturahmi ke kediaman Jokowi diawali dari kedatangan Luhut Pandjaitan dan Sri Mulyani. Lalu, berlanjut kunjungan Budi Gunadi Sadikin, Wahyu Sakti Trenggono, Bahlil Lahadalia, hingga Zulkifili Hasan.

Kunjungan menjadi tidak biasa ketika Wahyu dan Budi sama-sama menyebut tujuan silaturahmi karena menganggap mantan Wali Kota Solo itu sebagai bos. Tanda tanya pun muncul, mengapa pejabat tinggi negara itu masih menganggap Jokowi sebagai bos, sedangkan presidennya saat ini sudah berganti Prabowo Subianto.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Amir Faisol
3+
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us