Mendikdasmen: Angka Perundungan Tinggi, Murid Jadi Pelaku atau Korban

- Mu'ti akan keluarkan peraturan menteri untuk sekolah aman dan bebas dari kekerasan
- Korban sudah membaik, kondisi korban ledakan SMAN 72Jakarta sudah mulai membaik
- Kemendikdasmen sediakan layanan psikososial untuk warga sekolah, guru, dan murid-murid lainnya
Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti mengakui bahwa kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah masih tinggi.
Untuk itu, Mu'ti mengajak semua pihak agar mengubah paradigma pendidikan menjadi lebih humanis, komprehensif, dan partisipatif serta memperkuat pendampingan pada siswa.
"Sekarang ini angkanya masih sangat tinggi, baik murid sebagai pelaku maupun murid sebagai korban. Inilah yang coba kita tangani dengan sekali lagi pendekatan yang lebih humanis, komprehensif, dan partisipatif,"ucapya dikutip dari laman resmi Instagram @kemendikdasmen dikutip, Senin (10/11/2025).
1. Mu'ti akan keluarkan peraturan menteri

Dia mengungkapkan bahwa peristiwa di SMA Negeri 72 menjadi evaluasi bersama untuk menguatkan kebijakan terkait pencegahan kekerasan dan perundungan di sekolah.
Mu'ti akan segera mengeluarkan peraturan menteri untuk sekolah aman dan bebas dari kekerasan.
"Saat ini kami masih berproses untuk mengeluarkan peraturan menteri terkait sekolah aman, bebas dari kekerasan dalam lingkungan belajar," ucap Mu'ti.
2. Korban sudah membaik

Mu'ti mengungkapakan saat ini kondisi korban ledakan SMAN 72Jakarta sudan mulai membaik bahkan punya semangat dan optimis yang lebih baik.
"Alhamdulillah semuanya sudah mulai membaik, semangat sudah optimis mereka, dan saya salut dan bangga dengan anak-anak yang punya kekuatan mental dan juga punya ketabahan dalam menghadapi masalah yang memang tidak ringan," katanya
3. Kemendikdasmen sediakan layanan psikososial

Dia menambahkan Kemendikdasmen juga akan memberikan layanan psikososial untuk warga sekolah, untuk guru, dan juga untuk murid-murid yang lainnya.
"Juga nanti kita berikan layanan konseling untuk mengembalikan mental mereka agar tidak mengalami persoalan-persoalan yang bisa menghambat perkembangan jiwa mereka. Komunikasi kita tingkatkan," ujarnya

















