Menteri PPPA: Calon Pengantin Penting Dapat Bimbingan Perkawinan

- Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menekankan pentingnya bimbingan perkawinan bagi calon pengantin untuk memahami pola asuh anak.
- Data Kementerian Kependudukan/BKKBN: 20% anak Indonesia kekurangan perhatian ayah, tanggung jawab pengasuhan adalah tugas utama ayah dan ibu.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengatakan, para calon pengantin harus menerima bimbingan perkawinan terlebih dahulu. Pasalnya, pernikahan nanti akan berimplikasi pada keluarga dan anak.
Dia mengatakan, pola asuh yang baik dalam keluarga berpengaruh besar mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Keluarga adalah tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan dan perlindungan. Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin untuk mendapatkan bimbingan perkawinan agar memiliki pemahaman yang baik tentang pola asuh," kata dia di acara peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) ke-102, dikutip Senin (3/2/2025).
1. Ada 20 persen anak kurang perhatian ayah

Data dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan sekitar 20 persen anak Indonesia mengalami kekurangan perhatian dari ayahnya.
Hal ini dikarenakan kurang cakapnya pola asuh yang diberikan oleh orangtua kepada anak-anaknya, terutama sang ayah.
2. Stereotipe berbasis gender dalam pengasuhan perlu dihilangkan

Dia mengatakan, pengasuhan adalah tanggung jawab utama ayah dan ibu. Dengan begitu, ayah, mempunyai peran penting dalam tumbuh kembang anak, baik sosial maupun emosional.
"Stereotipe berbasis gender dalam pengasuhan perlu dihilangkan, misalnya dengan mengajarkan anak laki-laki dan perempuan untuk berbagi tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tanpa membedakan berdasarkan jenis kelamin," kata dia.
"Sebagai upaya mendukung peran ayah dalam pengasuhan anak, beberapa daerah telah menginisiasi gerakan ayah, di mana para ayah diwajibkan untuk lebih aktif dalam mengasuh anak, termasuk menemani anak ke sekolah dan mengambil rapor," ucap dia.
3. Tekankan strategi agar anak bisa manfaatkan teknologi dengan bijak

Sementara, dalam konteks pengasuhan anak di era digital, dia menekankan orangtua harus punya strategi membimbing anak agar bisa manfaatkan teknologi dengan bijak.
Tak hanya itu juga agar terlindungi dari dampak negatif seperti kecanduan gawai, eksploitasi online, dan paparan konten yang tidak sesuai.