Menteri PPPA Klaim Kebutuhan Anak-Perempuan di Sumatra Mulai Terpenuhi

- Pemerintah terus berupaya penuhi kebutuhan korban bencana Sumatra, khususnya untuk perempuan dan anak.
- Pemerintah sudah berikan trauma healing kepada korban bencana Sumatra dengan melibatkan sejumlah pihak.
- Sebanyak 929 jiwa meninggal dunia dan lebih dari 5 ribu jiwa mengalami luka-luka akibat bencana Sumatra.
Yogyakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengungkapkan pihaknya telah meninjau langsung kondisi lapangan pascabencana Sumatra. Menurutnya, kebutuhan spesifik untuk anak dan perempuan yang menjadi korban saat ini mulai terpenuhi.
"Kami melihat juga kebutuhan spesifik anak-anak dan perempuan sudah mulai tercukupi walaupun belum semuanya," ujarnya saat ditemui di Kompleks Kepatihan Provinsi DI Yogyakarta, Senin (8/12/2025).
1. Pemerintah terus berupaya penuhi kebutuhan

Meski begitu, dia mengklaim pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan korban bencana Sumatra, khususnya untuk perempuan dan anak. Contohnya pakaian dalam dan pembalut.
"Kebutuhan reproduksi perempuan karena itu kan berbeda dengan laki-laki ya seperti pembalut, pakaian dalam, kemudian makanan anak-anak kan berbeda dengan untuk orang dewasa. Ini juga sudah disediakan oleh pemerintah dengan berbagai upaya yang maksimal," ujarnya.
2. Pemerintah sudah berikan trauma healing

Selain itu, Kementerian PPPA juga telah memberikan trauma healing kepada korban bencana Sumatra. Hal ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah pihak.
"Bukan hanya dari kementerian kami saja. Dari TNI, Polri, kemudian dinas-dinas terkait, dari Kemensos, dari KPPPA semua ikut melakukan yang terbaik ya, trauma healing untuk perempuan dan anak-anak dari hari pertama kami ke sana sudah sudah dilakukan," ujarnya.
3. Sebanyak 929 jiwa meninggal dunia

Jumlah korban bencana Sumatra masih terus bertambah. Hingga Minggu (7/12/2025), jumlah korban tewas telah mencapai 929 jiwa, sedangkan 274 masih hilang.
Kabupaten Agam mencatat jumlah korban meninggal tertinggi, yakni 122 jiwa. Wilayah lainnya yang terdampak parah adalah Tapanuli Selatan dengan 85 korban jiwa, diikuti Aceh Timur 57 jiwa, Pidie Jaya 47, dan Bireuen 36. Beberapa daerah lain seperti Aceh Tenggara, Langkat, Kota Subulussalam, dan Pasaman Barat juga mencatat puluhan korban jiwa.
Selain itu, BNPB mencatat korban yang mengalami luka-luka tercatat mencapai lebih dari 5.000 jiwa.


















