Menteri Wihaji Sebut Kebiasaan Menyirih Dapat Sebabkan Stunting

- Ekonomi dan edukasi menjadi penyebab stunting anak
- Kurangnya akses ekonomi dan edukasi orang tua memengaruhi kondisi anak
- Pemerintah fokus mendata Keluarga Risiko Stunting dan melibatkan kementerian lain serta pihak swasta untuk menurunkan angka stunting
Karawang, IDN Times - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Wihaji, menyebut terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan stunting pada anak.
Beberapa faktor tersebut yakni permasalahan ekonomi dan juga kurangnya edukasi yang didapat oleh orang tua.
"Ekonomi itu faktor utamanya. (Seperti) dia tidak punya jamban (itu faktor) ekonomi, air bersih lingkungan. Kemudian, mohon maaf, kurang mengertikan edukasi," katanya kepada jurnalis saat mengunjungi Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).
1. Kebiasaan menyirih dapat sebabkan stunting

Wihaji juga menyebut, kebiasaan menyirih pada ibu hamil yang ia temukan di beberapa wilayah juga dapat menyebabkan anak stunting. Hal itu menurutnya disebabkan karena kurangnya edukasi terhadap orang tua.
"Saya tidak sebut daerah tertentu, memang belum atau kurangnya edukasi. Contoh, beliau hamil, dia ngunyah sirih. Kemudian nyirihnya itu kandungannya ada kapur. Kemudian ada zat besi yang masuk di situ," katanya.
2. Kebiasaan yang harus diberikan edukasi

Dia menjelaskan, kebiasaan masyarakat yang masih melakukan kegiatan nyirih perlu mendapatkan edukasi.
"Itu termasuk kultur yang perlu diedukasi. Itu contoh salah satu, saya tidak sebut provinsi tertentu, masih ada (ibu hamil nyirih)," katanya.
Untuk itu, saat ini pihaknya terus melihat dan mendata Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang harus mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
"Maka ya kita sabar, tapi fokus, dan harus kasat mata. Hari ini kementerian kita mesti jelas. Orangnya ini, alamatnya ini, di daerah ini," katanya.
3. Akan tuntaskan masalah stunting

Dia juga memastikan, pihaknya akan menurunkan angka stunting di Indonesia dengan melibatkan kementerian lainnya dan juga menggandeng pihak swasta.
"(Ada) 8,7 juta keluarga risiko stunting insyaallah kita mau cicil pelan-pelan. Negara tetap ditangani oleh kementerian terkait," katanya.