Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meutya Hafid Ungkap Kasus Judol di Cilincing Tertinggi di Jakarta

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid melakukan Edukasi dan Pelatihan Literasi Digital di Cilincing, Jakarta Utara
  • Cilincing dipilih karena wilayah tersebut masuk kawasan tertinggi pelaku judol
  • Meutya menangis dan minta maaf karena pegawai di Komdigi terlibat judi online, serta menyatakan anak sekolah banyak yang terlibat judol

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyambangi masyarakat di Cilincing, Jakarta Utara untuk melakukan Edukasi dan Pelatihan Literasi Digital di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

Bukan tanpa alasan, Meutya mendatangi Cilincing karena wilayah tersebut masuk kawasan tertinggi pelaku judol.

"Cilincing ini salah satu yang judolnya tertinggi Di DKI Jakarta," ujar Meutya, Selasa (12/11/2024).

1. Meutya menangis ingat pegawai terlibat judol

Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi dalam pencegahan literasi digital/Dok Pemprov DKI

Di sela-sela edukasi tersebut, Meutya menangis. Dia minta maaf karena pegawai di Komdigi saat ini tengah disorot karena terlibat judi online. Meutya mengaku merasakan sedih luar biasa.

"Saya juga minta maaf Ibu, bapak, bahwa dari kantor kami kemudian ada yang terlibat. Sedihnya luar biasa. Karena saya seperti ibunya dari kantor itu. Sama kayak kalau Ibu ada anak-anak yang terlibat pasti gini," ujarnya sambil mengusap air mata.

2. Sebanyak 80 ribu anak sekolah terlibat judol

Edukasi tentang bahaya judol di SMlA/dok Pemprov DKI

Meutya mengatakan, saat ini anak sekolah banyak yang terlibat judol dengan menggunakan akun orang tuanya maupun lewat games.

"Jadi di bawah 10 tahun yang terpapar jadi online angkanya 80 ribu. Ini yang tidak mungkin kami dari kementerian jangkau sendiri. Kami harus kerja sama dengan ibu-ibu, orang tua, ibu/bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya," katanya.

3. Judol tidak melihat latar belakang

Ilustrasi judi online (judol). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu)

Meutya menegaskan judol tidak melihat latar belakangnya mau pengusaha, karyawan, pelajar bahkan ibu rumah tangga.

"Kalau memang ada, maka berhentilah. Kita bicarakan ke depan bu ya, bukan yang di belakang. Karena kalau orang tuanya sudah begitu, anaknya kemungkinan besar ngikut," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
Dwifantya Aquina
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us