Misbakhun Ada di AS Saat Dicari Bahlil di Acara Halal Bihalal Golkar

- Misbakhun berencana ikut lari maraton di Boston, Amerika Serikat.
- Ia telah merencanakan sejak jauh-jauh hari dan mengajukan izin ke Ketua Umum Partai Golkar.
- Bahlil Lahadalia menyinggung prioritas Misbakhun antara berlari atau penugasan di komisi parlemen.
Jakarta, IDN Times - Politikus Partai Golkar, Mukhamad Misbakhun, mengaku sedang berada di dalam penerbangan dari Tokyo menuju Boston ketika mengetahui namanya disindir oleh Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, dalam acara halal bihalal pada 16 April 2025 lalu. Misbakhun mengatakan, hendak menuju ke Boston, Amerika Serikat (AS) untuk mengikuti lari maraton pada akhir pekan ini. Ia menyebut, sudah merencanakan sejak jauh-jauh hari untuk bisa mengikuti lari maraton di Boston.
"Saya sudah merencanakan jauh-jauh hari sebelumnya untuk mengikuti race Boston Maraton di akhir pekan nanti," ujar Misbakhun kepada IDN Times melalui pesan pendek, Jumat (18/4/2025).
Ketika dihubungi, posisi Misbakhun belum tiba di Jakarta. Ia bisa merespons pesan yang masuk lantaran menggunakan koneksi wifi di dalam kabin pesawat.
Pria yang juga menjabat Ketua Komisi XI DPR RI itu langsung membatalkan rencana lari maraton ketika dicari oleh Bahlil. Ia langsung mencari penerbangan pertama ke Jakarta meski baru tiba di Kota Boston.
"Bagi saya, ini adalah isyarat panggilan untuk secepatnya kembali ke Tanah Air," tutur dia.
1. Misbakhun sudah izin ke Bahlil untuk ikut lari maraton

Lebih lanjut, Misbakhun mengaku sudah mengajukan izin ke Bahlil selaku Ketua Umum Partai Golkar untuk ikut lari maraton di Boston. Itu sebabnya, ia absen di acara halal bihalal Partai Golkar pada Rabu lalu.
"Sebagai kader Golkar, saya sudah meminta izin kepada Beliau, Bapak Bahlil Lahadalia selaku Ketua Umum Partai Golkar," katanya.
Menurutnya, sebagai politisi, tidak ada yang lebih berharga dari negara dan partai. Ketika sudah memutuskan menjadi politisi maka itu bermakna sudah membuat keputusan untuk mengabdi dengan sepenuh hati. Termasuk bekerja di hari libur.
"Jadi, mau di tanggal merah panjang, jika Bapak ketua umum partai dan negara membutuhkan, tetap saja kepentingan partai dan negara harus diutamakan," tutur dia.
Hobi, kata Misbakhun, memang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan hidup jiwa dan raga. Berlari dan ikut maraton bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
"Tetapi, keputusan untuk menjadi politisi sama artinya siap dengan konsekuensi melepaskan seluruh kepentingan pribadi di atas kepentingan rakyat banyak," ujar Misbakhun.
2. Misbakhun tegaskan loyal dan patuh terhadap ketua umum Golkar

Sosok Misbakhun menjadi sorotan lantaran dalam acara halal bihalal Partai Golkar pada Rabu kemarin, namanya disindir oleh Bahlil. Sindiran itu disampaikan ketika Bahlil memberikan sambutan di hadapan seluruh kader partai beringin hijau tersebut.
Bahlil mengatakan, Partai Golkar tidak membutuhkan pelari. Sosok yang dibutuhkan dari kader Golkar adalah pemikir ekonomi yang setiap saat bisa dimintai pendapatnya dan berada di Jakarta.
Misbakhun pun tidak ingin menafsirkan apapun kalimat yang dilontarkan oleh Bahlil. "Saya tidak punya tafsir apapun soal pernyataan bapak ketum. Sebagai kader Partai Golkar, saya patuh, loyal, tertib dan patuh kepada ketua umum," katanya.
3. Bahlil ingatkan kadernya jabatan yang diemban bisa diambil kapan pun

Sebelumnya, Bahlil mempertanyakan di hadapan para kader Golkar, mana yang menjadi prioritas Misbakhun. Apakah berlari atau penugasan di komisi di parlemen.
"Kalau masih ingin berlari tanyakan mana prioritas, lari atau penugasan di komisi? Karena banyak anggota Komisi XI yang tunggu barang ini, kira-kira begitu ya, kita fair saja enggak apa-apa," ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu.
Bahlil meminta kader Partai Golkar untuk tidak menganggap enteng jabatan yang mereka punya. "Jabatan ini bukan barang warisan," kata dia.
Lebih jauh, ia menekankan akan memberi ruang kompetisi yang luas untuk semua pengurus maupun kader partai. "Ini fair saja, jadi saya dalam kesempatan kali ini harus membuka ruang kompetisi yang sebesar-besarnya," tutur Bahlil.
"Supaya ada rasa memiliki, ada rasa tanggung jawab dan rasa mencintai gitu," katanya.
Bahlil juga sempat menyinggung soal isu reshuffle atau perombakan pengurus Partai Golkar. Menurut dia, reshuffle kepengurusan ini sama seperti reshuffle kabinet yang tak perlu menunggu satu hingga dua tahun.
"Ada pengurus yang mungkin tidak cocok dengan tugasnya, ya kita change lah. Partai Golkar ini kan adalah aset negara dan milik kita semua," ujarnya.