MPR: Gubernur Aceh Libatkan China Cari Korban Banjir Tak Salahi Aturan

- Teknologi di Indonesia belum memadai: Relawan dari China diperlukan lantaran Indonesia belum memiliki teknologi yang mampu mengidentifikasi korban yang masih tertimbun lumpur pascabencana secara optimal.
- RI belum buka opsi bantuan asing untuk banjir Sumatra: Menlu RI Sugiono menegaskan, pemerintah belum akan menerima bantuan internasional untuk penanganan banjir bandang dan longsor di wilayah Sumatra.
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno menilai, keputusan Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem yang mengerahkan lima orang relawan asal China untuk membantu pencarian korban banjir dan longsor yang masih tertimbun tak menyalahi aturan.
"Saya kira apa yang dilakukan itu tidak salah, tidak menyalahi. Tetapi inilah yang bisa dilakukan untuk sesuatu hal yang kita belum miliki teknologinya atau kemampuannya," kata Eddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
1. Teknologi di Indonesia belum memadai

Menurut Eddy, relawan dari China tersebut diperlukan lantaran Indonesia belum memiliki teknologi yang mampu mengidentifikasi korban yang masih tertimbun lumpur pascabencana secara optimal. Kendati, ia mengatakan, bantuan dari pemerintah telah sangat baik.
"Apa yang dilakukan oleh Gubernur Aceh saat ini ya, adalah bantuan karena kita tidak memiliki teknologinya saat ini ya, untuk mengidentifikasi para korban yang mungkin sekarang ini masih tertimbun di bawah lumpur ya karena akibat banjir dan lain-lain," ujarnya.
Menurut dia, butuh penanganan khusus dalam upaya penyelamatan korban jiwa dalam bencana banjir bandang di tiga daerah di Sumatra tersebut.
"Sehingga, dibutuhkan penanganan yang khusus dalam hal ini dalam upaya untuk melakukan penyelamatan, penyelamatan jiwa manusia," ujar dia.
2. RI belum buka opsi bantuan asing untuk banjir Sumatra

Pemerintah melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menegaskan, pemerintah belum akan menerima bantuan internasional untuk penanganan banjir bandang dan longsor di wilayah Sumatra. Keputusan ini diambil didasarkan pada keyakinan bahwa situasi masih dapat ditangani secara efektif menggunakan seluruh kekuatan dan sumber daya nasional sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Meskipun sejumlah negara sahabat telah menawarkan dukungan, Menlu menyatakan, opsi bantuan asing hanya akan dibuka jika situasi di lapangan berubah signifikan dan negara benar-benar membutuhkannya. Hal ini mengingat mekanisme internasional memerlukan protokol dan pertimbangan matang. Kendati, Indonesia tetap menghargai solidaritas negara-negara sahabat dan akan terus menjalin komunikasi.
3. Relawan China tiba di Aceh bantu pencarian korban

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem menerima tim relawan dari China untuk membantu pencarian korban banjir dan longsor di Tanah Rencong.
"Ada datang tim dari China lima orang untuk mendeteksi mayat yang ada di dalam lumpur dan mereka ada alat untuk mengambil mayat-mayat itu,” kata Mualem, di Banda Aceh, Sabtu (6/12).
Mualem mengatakan, relawan itu akan membantu dalam pencarian korban bencana banjir yang masih tertimbun lumpur tebal menggunakan perangkat khusus pendeteksi jenazah. Seperti di Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara, dan Kabupaten Aceh Tamiang.
“Mereka tim Blue Sky Rescue, dan mereka punya alat mendeteksi mayat dalam lumpur. Ini sangat membantu. Mayat-mayat di Aceh Timur, Aceh Utara dan Aceh Tamiang masih mayat dengan lumpur, jadi lumpur itu sampai sepinggang. Jadi mereka ada alat kita bantu,” kata dia.
















