Musim Dingin Ekstrem Landa Gaza, INH Salurkan Bantuan untuk Pengungsi

- Musim dingin di Gaza membuat ratusan ribu warga pengungsi menghadapi kesulitan ekstrem.
- INH menyalurkan bantuan senilai Rp715 juta berupa selimut dan pakaian hangat untuk anak-anak, perempuan, dan warga Gaza lainnya.
- Bantuan ini juga mencakup distribusi air bersih, bahan makanan, uang tunai, serta upaya untuk menarik perhatian dunia internasional.
Jakarta, IDN Times - Musim dingin dan cuaca ekstrem mulai melanda Jalur Gaza, Palestina. Hal ini membuat kondisi ratusan ribu warga yang tinggal di kamp-kamp pengungsian semakin memprihatinkan.
Program Manager lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) Muhammed Qaddoura menceritakan, musim dingin di Jalur Gaza dikenal cukup keras dan bisa sangat berbahaya bagi mereka yang hidup dalam kondisi pengungsian yang tidak layak. Angin kencang, hujan deras, dan suhu yang bisa turun hingga di bawah 5°C membuat banyak keluarga yang tinggal di tempat penampungan sementara menghadapi kesulitan luar biasa.
Tahun ini merupakan tahun kedua warga Gaza tinggal di dalam tenda pengungsian yang jauh dari kata layak, akibat agresi dan genosida Israel yang tak kunjung usai.
1. INH salurkan bantuan musim dingin untuk warga Gaza senilai Rp715 juta

Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) terus berkomitmen untuk membantu warga Gaza yang kesulitan untuk mendapatkan pakaian hangat dan selimut, dalam menghadapi dinginnya cuaca di negeri tersebut.
"Alhamdulillah tim relawan kami berhasil menyalurkan bantuan paket musim dingin berupa selimut dan pakaian hangat untuk warga Gaza yang berada di distrik Jabaliyah, Gaza Utara. Cuaca di sana saat ini tengah dilanda musim dingin ekstrem," kata Qaddoura, melalui keterangan tertulis dikutip Minggu (30/1/2024).
Qaddoura menjelaskan, bantuan musim dingin tahap pertama ini berupa perlengkapan hangat yang terdiri dari 500 paket selimut, 500 pakaian hangat untuk anak-anak dan 500 pakaian hangat untuk perempuan. Menurutnya, anak-anak dan perempuan di Gaza merupakan kelompok rentan karena fisik mereka yang lemah.
"Total bantuan yang disalurkan untuk musim dingin pada bulan November 2024 ini sebesar kurang lebih $45.000 atau setara dengan Rp715.000.000," jelasnya.
2. Musim dingin tantangan terbesar bagi warga Gaza yang tinggal di kamp pengungsian yang sesak

Bantuan musim dingin ini bagian dari upaya untuk meringankan penderitaan warga Gaza yang terjebak dalam konflik berkepanjangan, khususnya dalam menghadapi musim dingin ekstrem yang kini tengah melanda wilayah tersebut.
"Tanpa perlindungan yang memadai, akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti hipotermia, penyakit pernapasan, dan kondisi kesehatan lainnya karena cuaca dingin yang ekstrem," imbuhnya.
Sebagian besar warga Gaza kini tinggal di kamp pengungsian yang sesak, di mana fasilitas yang ada sangat terbatas. Banyak dari mereka tidak memiliki akses ke perlengkapan pemanas, selimut tebal, atau pakaian hangat yang cukup untuk melawan suhu dingin. Selain itu, kondisi sanitasi yang buruk dan kurangnya pasokan air bersih juga memperburuk situasi kesehatan mereka, menjadikan musim dingin sebagai tantangan besar yang harus dihadapi.
3. Bantuan untuk memberikan harapan hidup bagi warga Gaza

Pada bulan November, INH tak hanya menyalurkan bantuan program musim dingin, tapi juga sejumlah bantuan lain yang dapat membantu warga Gaza bertahan hidup selama tinggal di kamp-kamp pengungsian.
“Program bantuan ini sangat penting karena tidak hanya memberikan kehangatan, tetapi juga memberi secercah harapan bagi mereka yang terjebak dalam kondisi yang sangat sulit. Kami ingin memastikan bahwa warga Gaza, terutama anak-anak, perempuan, dan lansia bisa merasa lebih aman dan terlindungi,” ujar Qoddoura.
Program bantuan ini juga mencakup distribusi air bersih, bahan makanan dan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Para relawan kemanusiaan INH bekerja tanpa lelah, mendatangi setiap sudut kamp pengungsian untuk memastikan bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan.
"INH berharap langkah ini dapat menarik perhatian dunia internasional untuk memberikan dukungan lebih lanjut kepada rakyat Gaza yang terpinggirkan dan kian menyedihkan," ungkapnya.