Obrolan Prabowo-Trump Bocor, DPR: Diplomasi Tingkat Tinggi yang Wajar
- Komisi I DPR kawal setiap langkah diplomasi
- Prabowo punya kapasitas, pengalaman, dan kendali penuh dalam menjaga komunikasi strategis
- Obrolan Prabowo-Trump bocor karena mikrofon lupa dimatikan
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menanggapi soal pembicaraan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang secara tak sengaja terungkap saat berbincang informal di acara KTT Perdamaian Gaza, Mesir pada Senin, 13 Oktober 2025.
Menurut Dave, pembicaraan Prabowo dengan Trump merupakan sesuatu yang wajar dari upaya diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan oleh kepala negara.
"Terkait obrolan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump yang sempat terekam dalam situasi informal di sela-sela KTT Perdamaian Gaza, kami di Komisi I DPR RI melihatnya sebagai bagian dari dinamika diplomasi tingkat tinggi yang wajar," kata dia saat dihubungi IDN Times, Selasa (14/10/2025).
Menurut Dave, dalam sebuah forum komunikasi antar kepala negara sering kali berlangsung dalam berbagai format, baik resmi maupun nonformal. Ia juga mengatakan, tidak semua percakapan yang dibahas mencerminkan posisi kebijakan final.
1. Komisi I DPR akan terus kawal setiap langkah diplomasi
Dave menekankan, yang terpenting dari diplomasi yang dilakukan ialah arah kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia tetap berpijak pada prinsip konstitusional. Prinsip itu yakni menjaga kedaulatan, memperkuat perdamaian, dan menjunjung tinggi kepentingan nasional.
"Komisi I DPR RI terus mengawal agar setiap langkah diplomatik, termasuk komunikasi bilateral, dilakukan dengan kehati-hatian, profesionalisme, dan tetap dalam koridor etika hubungan antarnegara," katanya.
2. Prabowo punya kapasitas, pengalaman, dan kendali penuh dalam menjaga komunikasi strategis
Dave tak memungkiri di era keterbukaan informasi seperti sekarang, peristiwa semacam ini dapat cepat tersebar dan menimbulkan berbagai interpretasi.
Namun ia tetap meyakini, Prabowo memiliki kapasitas, pengalaman, dan kendali penuh dalam menjaga komunikasi strategis yang konstruktif, baik dengan mitra regional maupun global.
"Komisi I DPR RI akan terus menjalankan fungsi pengawasan terhadap kebijakan pertahanan dan diplomasi, termasuk memastikan bahwa setiap interaksi internasional mendukung posisi Indonesia sebagai negara yang aktif dalam menjaga stabilitas kawasan dan mendorong penyelesaian damai atas konflik global, termasuk isu Gaza yang sangat sensitif secara kemanusiaan dan geopolitik," imbuh dia.
3. Obrolan Prabowo dan Trump bocor karena mikrofon lupa dimatikan
Sebelumnya, pembicaraan Prabowo Subianto dengan Donald Trump, setelah Trump pidato di KTT yang fokus pada perdamaian Gaza di Mesir, tak sengaja terungkap. Prabowo terdengar bertanya kepada Trump apakah ia dapat bertemu dengan putra Trump, Eric.
Prabowo berbicara kepada Trump ketika keduanya berdiri di belakang podium dengan mikrofon. Prabowo merujuk pada wilayah yang ‘tidak aman dari segi keamanan’. Kemudian, Prabowo bertanya kepada Trump: "Bisakah saya bertemu Eric?".
Prabowo berkata: "Eric atau Don Jr."
Obrolan kedua pemimpin ini tertangkap mikrofon. Trump dan Prabowo, yang juga terlihat dalam rekaman video, tampaknya tidak menyadari mikrofon masih menyala dan merekam percakapan mereka.
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa (14/10/2025), keduanya berbicara di kota resor Sharm el-Sheikh di Mesir setelah Trump menyampaikan pidato kepada sekelompok pemimpin dunia yang berkumpul untuk KTT tersebut. KTT ini digelar menyusul pengumuman perjanjian gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Eric Trump dan saudaranya, Donald Trump Jr., keduanya menjabat sebagai wakil presiden eksekutif Trump Organization, yang memiliki operasi bisnis mencakup real estat, perhotelan, dan usaha berbasis blockchain. Perusahaan ini mengoperasikan sebuah klub golf di luar ibu kota Indonesia, Jakarta, menurut situs webnya.
Properti lain yang segera dimiliki Trump Organization di Indonesia, yakni sebuah klub golf dan resor di Bali, terdaftar di situs web akan ‘segera hadir’.
Namun, baik Gedung Putih maupun Kedutaan Besar Indonesia di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai percakapan tersebut. Tidak jelas dalam rekaman audio apakah keduanya merujuk pada Trump Organization atau kesepakatan bisnis apa pun yang melibatkan presiden atau keluarganya.
