Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pakar Biomolekuler Minta Setop GeNose Jadi Syarat Perjalanan

default-image.png
Default Image IDN

Yogyakarta, IDN Times - Ahli biologi molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo meminta penggunaan tes COVID-19 GeNose sebagai syarat perjalanan disetop.

Ia memberi pengecualian GeNose dapat digunakan apabila sudah divalidasi oleh minimal tiga kampus merdeka.

"Mohon sangat, stop penggunaan Genose untuk verifikasi perjalanan kembalikan ke tes standar baku, kecuali sudah ada bukti validasi Genose dari minimal 3 kampus merdeka," cuit Ahmad pada akun Twitter @PakAhmadUtomo, Senin (21/6/2021).

1. Ahmad meminta hasil validasi eksternal dari GeNose segera ditampilkan ke publik

Ahmad Rusdan Hadi Utomo, PhD/Dok. SBS Indonesian

Ia mengatakan rencana validasi eksternal oleh beberapa kampus di Indonesia terhadap tes GeNose sudah dicanangkan sejak Februari 2021 lalu. Namun, menurutnya hingga kini data tersebut tak kunjung ditampilkan ke publik.

"Data hasil validasinya mana? Ini harus segera ditampilkan supaya publik jadi tahu, apakah memang memenuhi syarat keamanan perjalanan," ujarnya kepada IDN Times, Senin (21/6/2021).

2. Jika memang bagus, GeNose semestinya bisa direproduksi kampus lain

default-image.png
Default Image IDN

Ahmad menyayangkan GeNose yang hingga saat ini tidak kunjung merilis publikasi awal terkait akurasi dari tes GeNose. Ia menambahkan laporan dari media sosial tentang akurasi GeNose memang banyak, yakni mengklaim akurasinya 97 persen. Namun, menurutnya, hal itu hanya bersumber dari satu pihak yaitu penelitinya.

"Kalau memang hasilnya bagus, bisa direproduksi oleh kampus lain. Setiap kampus juga punya fakultas kedokteran dan pasien. Nah datanya dibandingkan, betul enggak 97 persen," katanya.

3. Prihatin karena lonjakan kasus terjadi di mana-mana

ilustrasi nakes kelelahan setelah memberikan pelayanan pasien positif COVID-19 (IDN Times/Ervan)

Ia mengaku prihatin dengan penularan COVID-19 yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Menurutnya, kunci dari perang melawan COVID-19 ini ada pada manusia.

Ia mengatakan virus COVID-19 ini membutuhkan manusia untuk menyebar, sehingga apabila orang tidak ke mana-mana maka virus pun tidak cepat menyebar.

"Kalau itu delta sekalipun, kalau orangnya jaga jarak, bermasker benar-benar dan gak perjalanan, itu virusnya gak ke mana-mana juga," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us