Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penanganan COVID-19 Dikritik, Moeldoko: Sertai Kritikan dengan Solusi

Kepala Staf Presiden, Moeldoko (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresiden Moeldoko meminta masyarakat ikut memberikan solusi untuk penanganan pandemik COVID-19. Sehingga, tidak hanya memberikan kritik saja.

“Pemerintah tidak antikritik, namun untuk saat ini marilah sertai kritikan dengan solusi. Bantu kami berpikir dan bantu kami menyelamatkan masyarakat. Mari kita sama-sama bergerak untuk pemulihan bersama,” kata Moeldoko dalam keterangannya, Sabtu (10/7/2021).

1. Moeldoko ajak masyarakat berkolaborasi atasi pandemik

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Dok. KSP)

Menurut Moeldoko, saat ini bukan saatnya pesimis bahwa Indonesia tidak bisa pulih dari COVID-19. Mantan Panglima TNI itu lalu mengajak masyarakat berkolaborasi untuk atasi pandemik.

“Untuk saat ini marilah kita semuanya berkolaborasi membangun sebuah soliditas. Kita semuanya bersatu padu untuk berpikir menyelamatkan masyarakat. Jangan berpikir yang lain, mari kita sama-sama bergerak untuk pemulihan bersama,” ucap Moeldoko.

2. Moeldoko minta masyarakat disiplin protokol saat PPKM Darurat

Petugas keamanan dibantu personel TNI memeriksa warga yang akan masuk di salah satu kompleks perumahan yang melakukan karantina wilayah di Indramayu, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara.

Guna menyukseskan pelaksanaan PPKM Darurat ini, Moeldoko juga meminta masyarakat untuk taat dengan protokol kesehatan. Dia menuturkan, PPKM Darurat akan sulit berhasil jika tidak ada kesadaran masyarakat.

“Itu poinnya ada di situ. Kesadaran untuk tidak berkumpul, kesadaran untuk tidak melakukan mobilitas, kesadaran untuk 3M, maka itu menjadi kunci PPKM Darurat ini berjalan dengan baik,” tutur dia.

3. Moeldoko sebut Jokowi masih tegas kendalikan kementerian/lembaga hingga pemda

Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Terkait isu pemerintah yang tidak kompak dalam pengambilan kebijakan soal COVID-19, Moeldoko membantahnya. Dia mengatakan, Presiden Jokowi masih tegas untuk mengendalikan kementerian dan lembaga, serta pemerintah daerah, menjadi satu tim yang solid.

“Semua resources yang dimiliki oleh pemerintah telah dikerahkan untuk kepentingan menyelamatkan rakyat dari COVID ini dalam satu kendali presiden. Tidak ada yang lain. Itu. Jadi masyarakat supaya jangan ragu-ragu dengan kondisi ini,” ucap Moeldoko.

4. Warganet dan politikus kritik kebijakan pemerintah tangani COVID-19

Petugas kesehatan mendampingi pasien COVID-19 dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) yang tiba di Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

Tanda pagar (tagar) #BapakPresidenMenyerahlah mewarnai deretan trending di media sosial Twitter pada Rabu 7 Juli 2021. Dalam topik tersebut, warganet menilai Presiden Jokowi tidak bisa mengatasi pandemik COVID-19 sehingga diminta mundur dari jabatannya.

Salah satu yang berkomentar dalam topik ini adalah akun @sandyprank. Dia meminta Jokowi untuk minta maaf kepada rakyat karena tidak bisa atasi pandemik COVID-19 dengan baik.

"Sebaiknya instropeksi diri, merasa bersalah atas semua kebijakan yang tidak pro rakyat, meminta maaf kepada rakyat serta dengan kerendahan hati," tulisnya.

Ada juga akun @ilhamcancet157 yang menulis, "Untuk Pak Presiden yang terhormat, jika bapak tidak bisa mengundurkan diri dari jabatan bapak, maka ubahlah aturan-aturan yang menyengsarakan rakyat biasa. Yang malah justru mengayakan orang yang sudah kaya."

Lalu, akun @Olinsky63871719 juga ikut berkomentar, "Kalau Bapak Presiden menyerah, apakah rakyat akan sejahtera? Entahlah," tulisnya.

Selain itu, kritikan soal gagalnya penanganan COVID-19 juga datang dari politikus Partai Demokrat Andi Arief. Melalui akun Twitter-nya, @Andiarief__, ia menuliskan contoh permintaan maaf presiden karena telah gagal memimpin penanganan COVID-19.

"Saya, Presiden Indonesia. Memohon maaf atas ucapan, tindakan dalam menangani COVID. Maafkan juga para menteri yang jadikan COVID sebagai gurau canda dan enteng-entengan. Kini ambisi ekonomi 7 persen gagal, dan Indonesia menuju negara gagal. Selanjutnya Mari bersatu. Contoh permintaan maaf," tulis Andi di Twitter-nya, Jumat (9/7/2021).

"Indonesia benar-benar berada dalam ciri negara gagal. Partai-partai koalisi pendukung Jokowi diharapkan tidak ABS (asal bapak senang). Jangan menjadi Harmoko ke-2 dalam sejarah Republik Indonesia," lanjutnya lagi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us