Penjelasan Lengkap dari Taman Ragunan soal Video Viral Harimau

- Jalu, jaguar berusia 22 tahun di Ragunan, usianya luar biasa bagi jaguar di alam liar dan menunjukkan perawatan yang serius
- Satwa lanjut usia seperti Jalu mengalami perubahan gerak, stamina, dan postur tubuh, namun tetap mendapat stimulasi fisik dan mental
- Penempatan satwa di kandang peragaan dilakukan dengan pertimbangan; Jalu menerima perawatan berkala, pemeriksaan kesehatan, enrichment, dan asupan makanan bergizi.
Jakarta, IDN Times - Pihak Kebun Ragunan Ragunan buka suara terkait video viral menampilkan seekor macan tutul yang terlihat kurus di Taman Satwa Ragunan, Jakarta Selatan.
Humas Ragunan Wahyudi membenarkan video viral yang beredar merupakan salah satu satwa koleksi Ragunan, jaguar bernama Jalu.
"Video tersebut mengundang perhatian warganet. Sayangnya, tidak sedikit yang langsung mengambil kesimpulan tanpa memahami konteks sebenarnya," ucap Wahyudi dalam keterangan tertulis, Kamis (24/7/2025).
1. Usia Jalu 22 tahun

Wahyudi menegaskan Jalu bukan satwa baru, tapi bagian keluarga besar Taman Margasatwa Ragunan sejak dia datang pada 2007 saat usianya empat tahun.
Saat ini, Jalu telah berusia 22 tahun, usia yang luar biasa bagi seekor jaguar. Untuk diketahui, jaguar di alam liar umumnya hanya mampu bertahan hingga usia 12-15 tahun. Sedangkan di bawah pengawasan dan perawatan intensif penangkaran atau lembaga konservasi, jaguar rata-rata dapat hidup hingga usia 20 tahun.
"Tentu, seperti manusia, satwa lanjut usia pun mengalami perubahan: gerak yang melambat, stamina yang berkurang, atau postur tubuh yang tampak lebih ringan. Tetapi ini bukan berarti mereka sakit atau terabaikan," ucapnya.
2. Satwa yang lanjut usia gerakannya melambat

Wahyudi menerangkan Jalu telah melampaui usia. Perawatan satwa di Taman Margasatwa Ragunan dilakukan secara serius, konsisten, dan berbasis kesejahteraan satwa (animal welfare).
Seperti manusia, kata Wahyudi, satwa lanjut usia pun mengalami perubahan: gerak yang melambat, stamina yang berkurang, atau postur tubuh yang tampak lebih ringan.
"Tetapi ini bukan berarti mereka sakit atau terabaikan. Justru kami memastikan bahwa satwa-satwa senior seperti Jalu tetap mendapat haknya untuk beraktivitas: berjalan, berjemur, berenang, hingga memanjat, sebagai bentuk stimulasi fisik dan mental yang penting bagi kualitas hidup mereka," katanya.
3. Tidak semua hewan kurus sakit

Wahyudi menerangkan penempatan satwa di kandang peragaan bukan dilakukan tanpa pertimbangan. Sebagai lembaga konservasi, pihaknya percaya semua satwa, baik yang muda maupun yang sudah lanjut usia, berhak tetap terlihat, dikenali, dan dihargai keberadaannya.
Wahyudi menerangkan pada unggahan Instagram @ragunan pada 26 Juni 2023, pihaknya menunjukkan bagaimana proses pemotongan kuku Jalu dilakukan sebagai bagian dari perawatan berkala.
Selain itu, Jalu juga menerima pemeriksaan kesehatan menyeluruh (Medical Check-Up), enrichment untuk merangsang perilaku alaminya, dan asupan makanan bergizi yang sesuai kebutuhannya.
"Kami berharap masyarakat mendapatkan edukasi yang lebih utuh tentang satwa liar dan cara merawatnya. Tidak semua yang tampak 'kurus' berarti sakit. Tidak semua yang tampak 'pelan' berarti lemah. Mari kita belajar melihat lebih dalam sebelum membuat penilaian," ucapnya.