Pilkada saat Pandemik, Rian Ernest: Penantang Kerja 10 Kali Lipat

Jakarta, IDN Times - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest mengaku akan berpikir dua kali untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah, jika mengetahui kondisi pandemik COVID-19 seperti yang terjadi sekarang ini.
Rian mengatakan, banyak tantangan yang harus dihadapi bersama timnya, saat terjun ke lapangan untuk bertemu masyarakat di daerah pemilihannya selama kampanye nanti.
“Semua penantang akan lebih berat harus bekerja 10 kali lipat. Incumbent yang 80 persen ikut di pilkada akan enak aja,” kata dia, saat webinar Pilkada di Tengah Pandemik COVID-19, Pilih Politik atau Kesehatan by IDN Times, Jumat (5/6) lalu.
1. Anggota tim sukses sempat dinyatakan sebagai ODP saat turun ke lapangan

Rian maju sebagai bakal calon di Pilwakot Batam bersama pasangannya Yusiana Gurusinga. Mengusung jargon Batam Baru, keduanya maju melalui jalur perseorang atau independen.
“Kalau saya tahu ada COVID-19 mungkin saya mikir dua kali (untuk mencalonkan diri). Jujur ini yang bikin saya berat hati. Saya ada tim inti lima orang, salah satu timses saya sempet jadi ODP (Orang Dalam Pemantauan),” kata dia.
2. Kampanye saat pandemik COVID-19 sangat menyulitkan bagi penantang

Menurut Rian, esensi dari pesta demokrasi saat penyelenggaraan Pilkada 2020 hilang akibat pandemik virus corona. Sebab, efektivitas untuk bertemu masyarakat di lapangan harus berkurang, karena harus mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan orang.
Hal itu, menurut Rian, tentu sangat mengganggu jalannya proses sosialisasi kepada masyarakat di dapilnya.
“Saya jujur takut untuk tetap berjuang di saat COVID-19. Sebagai seorang politisi, pemilu itu kan pesta demokrasi, saya bisa datang kemana saja untuk mengenalkan diri. (Sekarang) kalau ketemu langsung terbatas, gak bisa masuk kampung padat,” ujar dia.
3. Petahana paling banyak diuntungkan saat pandemik COVID-19

Pria yang pernah menjadi caleg pada Pileg 2019 lalu itu mengatakan, calon incumbent atau petahana paling banyak diuntungkan dengan adanya pandemik. Mereka bisa membuat program dengan anggaran daerah yang bisa menarik simpati masyarakat dan media, untuk menaikan popularitas mereka.
“Tapi bagi penantang menaikan elektabilitas susah. Kalau dateng harus pakai masker, gak kenal juga orang-orang. Atau saat tim saya dateng kenalkan saya, bagaimana mau mengenalkan diri kalau dengan warga harus jaga jarak. Secara politik lebih berat untuk penantang,” tutur Rian.