Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polri Cek Sampel Urine, Darah, dan Obat Terkait Gagal Ginjal Akut

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo (Dokumen Humas Polri)

Jakarta, IDN Times - Tim gabungan Bareskrim Polri yang mengusut kasus tewasnya ratusan anak karena gagal ginjal akut telah menerima sampel darah dan obat dari Kementerian Kesehatan. Sampel-sampel itu nantinya akan dicek oleh penyidik.

"Kita sudah mendapat sampel dari kemenkes, antara lain dari urine, kemudian darah dan sampel obat," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Senin (24/10/2022).

1. Sampel-sampel yang didapat akan diperiksa di Laboratorium Forensik

ilustrasi ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Sampel-sampel itu akan diperiksa di Laboratorium Forensik. Hal ini juga akan dikomunikasikan dengan Kementerian Kesehatan serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Statusnya saat ini tim masih penyelidikan, apabila nanti sudah ada peningkatan status dari penyelidikan ke penyidikan nanti akan disampaikan," ujar Dedi.

2. Tim Gabungan Bareskrim untuk usut kasus gagal ginjal akut dipimpin Brigjen Pipit Rismanto

ilustrasi penyakit ginjal (IDN Times/Aditya Pratama)

Tim gabungan itu terdiri dari Direktur Tindak Pidana Narkoba (Ditipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Krisno Siregar, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan, dan Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri.

Tim ini diketuai oleh Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigjen Pipit Rismanto.

3. Sudah 141 anak meninggal dunia karena gagal ginjal akut misterius

Budi Gunadi Sadikin dalam Sesi "The Public Health: Turning Crisis into Opportunity" IMGS 2022 pada Kamis (29/9/2022). (IDN Times/Herka Yanis)

Diketahui, Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 245 anak mengalami gagal ginjal akut misterius, 141 di antaranya meninggal dunia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan, penyebab gagal ginjal akut misterius yang sebagian besar menyerang balita ini, dipastikan karena cemaran zat kimia.

"Kita melakukan analisa toksikologi karena mengarah lebih ke zat kimia. Kita tes ke sepuluh anak, tujuh darahnya atau urinenya mengandung zat kimia. Jadi 70 persen orang yang terkena disebabkan zat kimia," ujar Budi dalam konferensi pers, Senin (24/10).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us