Presiden Prabowo Ungkap Hikmah 4 Kali Kalah Pilpres

- Prabowo mengungkap hikmah kekalahan pilpres membuatnya menyadari masalah stunting di Indonesia.
- Kunjungan ke desa-desa membuat Prabowo sadar akan masalah gizi buruk dan ketersediaan air bersih yang memprihatinkan.
- Prabowo menekankan pentingnya pendekatan realistis dan berbasis pemberdayaan ekonomi lokal dalam penanganan stunting.
Jakarta, IDN Times – Presiden Prabowo Subianto mengungkap, ada hikmah di balik empat kali merasakan kekalahan di pemilihan presiden (pilpres). Rentetan kekalahan itu membuat Prabowo memahami urgensi masalah stunting di Indonesia.
Prabowo menyadari tantangan besar yang dihadapi rakyat setelah mengunjungi desa-desa hingga di pelosok Indonesia. Menurutnya, masalah gizi buruk seringkali ditemui di desa-desa.
"2004, 2009, 2018, dan 2019, saya kampanye ke desa-desa. Setiap kali tokoh datang disambut barisan anak-anak SD. Saya bertanya pada mereka, 'Kamu kelas berapa?' 'Kelas 5.' 'Umur kamu berapa?''10 tahun.' Lalu saya lihat, badannya kecil," ungkap Prabowo program Presiden Prabowo Menjawab bersama enam pemimpin redaksi media, Minggu (6/4/2025).
1. Tidak ada air bersih

Dalam perjalanan itu, Prabowo sadar masalah dasar yang dialami warga desa. Ketersediaan air bersih jadi salah satu masalah yang sering ditemui. Selain itu, anak-anak desa mengalami gizi buruk.
"Kita lihat desa enggak ada air, ya mungkin itu hikmahnya," ujarnya.
2. Anggaran stunting disunat

Prabowo menilai permasalahan stunting sangat memprihatinkan. Kasus stunting bahkan juga ditemukan di DKI Jakarta.
Prabowo menyebut, pemerintah memiliki peran penting dalam penanggulangan stunting. Meski anggaran sudah turun ke daerah, implementasi penanganan stunting masih kurang tepat.
"Pak Jokowi juga sempat marah-marah sudah ada anggaran stunting yang sudah turun ke kabupaten Rp10 miliar, Rp2 miliar untuk perjalanan, Rp6 miliar untuk, Rp2 miliar yang untuk makan," lanjut Prabowo.
3. Pentingnya pendekatan realistis

Prabowo menceritakan saat hadir dalam acara anti-stunting di sebuah provinsi. Ia menyaksikan bagaimana pejabat pusat memberikan ceramah tentang pentingnya pola makan bergizi, tetapi kenyataannya, rakyat di desa tersebut tidak memiliki kemampuan untuk membeli makanan bergizi.
"Pak, duite gak ono Pak mau beli empat sehat lima sempurna," kata Prabowo menirukan.
Pernyataan pejabat tersebut ditanggapi dengan sarkasme oleh rakyat, yang menganggap ceramah tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dengan menjawab amin tiap pejabat tersebut ceramah.
Melihat hal tersebut, Prabowo menekankan pentingnya pendekatan yang lebih realistis dan berbasis pada pemberdayaan ekonomi lokal.
"Aduh saya pikir ini keliru rakyat kok dikasih ceramah, makannya aja gak ada. Ya oke kita intervensi (program Makan Bergizi Gratis), mau ketinggalan atau apa ya udah lah apa yang bisa kita buat kita buat dulu. Tapi ternyata dengan apa yang kita gelontorkan semua di desa yang kita balikin arus, yang tadinya uang disedot ke pusat kota, dibalikin," katanya.