Rachmat Gobel Minta Koperasi Merah Putih Adopsi Tema Lokal

- Pemerintah akan mengembangkan 80 ribu Koperasi Merah Putih
- KMP tak bisa dilepas sendiri, butuh dukungan ekosistem
- Mengembangkan koperasi bukan hal yang mudah, harus sesuai konteks dan kebutuhan masyarakat
Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi VI DPR RI Rachmat Gobel meminta agar Koperasi Merah Putih mengadopsi konteks lokalitas agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Menurutnya, aspek lokalitas itu penting.
“Aspek lokalitas aangat penting dalam pengembangan Koperasi Merah Putih karena koperasi menjadi memiliki konteks dan relevansi dengan kebutuhan masyarakat setempat,” kata Gobel dalam keterangan resmi.
1. Pemerintah akan mengembangkan 80 ribu Koperasi Merah Putih

Saat ini, pemerintah akan mengembangkan 80 ribu Koperasi Merah Putih (KMP) di seluruh Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ekonomi desa dan di lapis bawah. Ada sejumlah program yang hendak dimasukkan pemerintah ke dalam KMP ini, misalnya soal distribusi gas bersubsidi maupun penyediaan bibit dan pupuk pertanian.
Namun, Gobel mengingatkan bahwa aspek lokalitas dan tema yang sesuai dengan konteks setempat akan ikut menentukan kesuksesan KMP.
“Misalnya ada desa penghasil kacang tanah dan masyarakat juga pengrajin usaha olahan kacang tanah. Maka KMP harus menjadi bagian dari pengembangan usaha kacang tanah di desa tersebut,” kata Gobel.
2. KMP tak bisa dilepas sendiri

Gobel mengungkapkan, KMP tidak bisa dilepas sendiri. KMP harus ditopang oleh kementerian atau lembaga pemerintah yang lain. Tanpa ekosistem yang menopang, maka koperasi akan sangat sulit untuk bisa selamat.
"Jadi KMP butuh dukungan ekosistem. Kementerian Koperasi tidak bisa jalan sendiri tapi harus bersama-sama dengan kementerian dan lembaga pemerintah yang lain,” kata Gobel.
Gobel mengemukakan hal itu sesuai dengan pengalamannya mengembangkan koperasi di perusahaan Gobel Group maupun koperasi-koperasi di Gorontalo. Dia tak hanya membantu permodalan koperasi tapi juga membantu pengembangan ekosistemnya.
“Untuk koperasi petani tak hanya memenuhi kebutuhan bibit, pupuk, dan obat-obatan pertanian tapi juga menjadi bengkel traktor pertanian,” kata Gobel.
3. Mengembangkan koperasi bukan hal yang mudah

Menurut Gobel, bukan hal mudah untuk mengembangkan koperasi. Badan ini memiliki asas usaha bersama. Alhasil, koperasi harus tumbuh dari bawah sesuai kondisi dan kebutuhan masyarakat.
"Dalam perkembangannya koperasi tumbuh lambat dan kalah cepat dengan usaha swasta. Jadi sudah tepat jika pemerintah turun tangan. Namun jangan sampai menjadi bersifat top down. Tetap harus sesuai konteks dan kebutuhan masyarakat. Di sinilah seninya,” kata Gobel.