'Submergence': Antara Cinta, Ilmu Pengetahuan dan Kekuasaan

JAKARTA, Indonesia —Diangkat dari novel karya penulis J. M. Ledgard berjudul serupa, Submergence menghadirkan duet akting dari aktirs peraih Oscar Alicia Vikander dan aktor peraih nominasi BAFTA Award James McAvoy.
Submergence disutradarai oleh Wim Wenders yang sebelumnya menggarap beberapa film dokumenter seperti The Salt of the Earth dan Buena Vista Social Club.
Selain Alicia dan James, film ini juga diramaikan oleh akting dari aktor Alexander Siddig. Penggemar serial Game of Thrones pasti mengingat akting Alexander sebagai Doran Martell.
Film berdurasi 112 menit ini pertama kali diputar di Toronto International Film Festival. Di Indonesia, Submergence bisa disaksikan di jaringan bioskop CGV Cinema di bulan Mei ini.
Ringkasan cerita
James Moore (James McAvoy) dikisahkan berkarier sebagai agen mata-mata Inggris yang sedang menyamar sebagai ahli air. Sementara Danielle Flinder atau Danny (Alicia Vikander) bekerja sebagai ahli bio-matematika yang sedang mengerjakan proyek ekpedisi penyelaman bawah laut demi menemukan jejak kehidupan di dasar bumi terdalam.
Keduanya bertemu saat tengah sama-sama berlibur di sebuah penginapan di utara Perancis. Di sana, mereka banyak menemukan kesamaan dan kecocokan. Meski singkat, keduanya saling jatuh cinta dengan mudahnya.
Latar belakang mereka yang berbeda tampaknya tidak jadi masalah yang memberatkan. Meski James tetap menyembunyikan identitas aslinya. Ia mengaku menetap di Nairobi, Kenya, untuk menjaankan proyek penyediaan air bersih di sana. Padahal aslinya, ia sedang bersiap bertolak ke Somalia untuk misi mata-mata mengungkap jaringan jihad teroris di sana.
Setelah pertemuan singkat yang membuat keduanya jatuh cinta, Danny dan James harus berpisah karena tuntutan pekerjaan mereka. Keduanya terisolasi di dunia mereka masing-masing yang sangat bertolak belakang. Danny menyelam ke laut terdalam, sementara James disandera kelompok teroris.
Namun keinginan Danny dan James untuk kembali bersama lah yang membuat mereka terus berjuang menghalau tantangan dan rintangan.
Berhasilkah mereka?
Highlights
Latar belakang cerita yang mengisahkan Danny sebagai seorang ahli bio-matematika yang bekerja di laut menyuguhkan lanskap yang sangat indah dan sedap dipandang mata sepanjang film. Mulai dari bebatuan menjulang di Faroe Island sampai keindangan Samudera Atlantik di pesisir Normandy, Perancis Utara. Kontras pula dengan keringnya daratan di Somalia yang penuh debu dan pasir.
Film ini juga menyuguhkan dialog-dialog yang cukup rumit dan sangat berbau sains dan ilmu pengetahuan. Bukan cuma sekadar jadi pelengkap, tapi seakan-akan penonton diajak serta mempelajari soal bumi, laut dan keragaman hayati yang ada.
Yang cukup bikin betah duduk menikmati film hingga akhir adalah akting dan chemistry yang ditunjukkan oleh Aliacia Vikander dan James McAvoy. Alicia, seperti di film-film sebelumnya, terlihat sangat berkarakter dan mendalami peran. Bahasa tubuhnya, meski tidak sedang berdialog, mampu mewakili perasaan yang sedang dialami oleh karakter yang diperankannya.

James pun mampu menyaingi akting Alicia dengan baik. Sorot matam biru yang tajam hingga logat Skotlandia yang kental dengan mudah menghipnotis penonton yang menyaksikan aktingnya. Saat menjalani adegan romantis, chemistry antara keduanya lebih terasa lagi.
Film ini tergolong rumit untuk dicerna dan (SPOILER ALERT!) dengan ending yang mungkin malah menimbulkan pertanyaan. Tapi mungkin justru di situ letak keistimewaannya.
Kelemahan
Alur cerita sejak awa film memang sangat lambat. Bahkan nyaris lebih dari separuh film, tak banyak emosi yang terbangun dari cerita yang belum menunjukkan fokus yang jelas. Bagi yang tidak suka terlalu keras berpikir saat menyaksikan film, maka siap-soap dilanda rasa bosan.
Dialog-dialog yang disajikan juga sangat kental dengan nuansa sains dan ilmu pengetahuan. Terutama di bagian yang menunjukkan latar belakang dan kehidupan pekerjaan Danny. Sementara di sisi kehidupan James, dialog-dialog seputar jihad, teroris dan agama Islam jadi yang utama.
Sepertinya film Submergence ini mengalami beberapa proses penyensoran dengan pemotongan adegan yang tak terlalu mulus. Kebanyakan yang dipotong sepertinya adalah adegan romantis antara Alicia dan James. Padahal esensi kisah cinta kilat mereka yang membara justru jadi salah satu kekuatan dari cerita Submergence ini.
Rating
7/10
Rekomendasi
Film ini diperuntukkan untuk penonton yang berusia 17 tahun ke atas. Jadi, jangan bawa anak di bawah umur untuk menyaksikan film ini di bioskop karena banyak adegan yang hanya layak disaksikan orang dewasa.
Untuk yang mengharapkan hiburan ringan saat menonton film, lebih baik tidak menyaksikan film ini. Anda perlu konsentrasi penuh dan bahkan seperti sedang belajar kelas Biologi bercampur Sejarah saat mengikuti kisah di film ini. Jadi sudah pasti tidak ringan.
Sebaliknya, yang menyukai kerumitan, kisah yang romantis penuh makna lewat kata-kata cerdas dan tidak menye-menye,mungkin ini film yang tepat untuk disaksikan.
—Rappler.com