'Ghost Stories': Horor Berbalut Surealisme

JAKARTA, Indonesia —Penikmat film horor di Tanah Air sudah bisa menyaksikan Ghost Stories di jaringan bioskop CGV Cinema sejak Mei 2018. Film berdurasi 97 menit ini ditulis dan disutradarai Jeremy Dyson bersama aktor asal Inggris Andy Nyman.
Jeremy Dyson terkenal lewat karyanya The League of Gentlemen sedangkan Nyman dikenal publik saat berkolaborasi bersama ilusionis Derren Brown dalam serial televisi Derren Brown – Mind Control dan Trick of the Mind.
Sebelum diadaptasi ke dalam bentuk film lepas, Ghost Stories merupakan drama teater bergenre horor yang dimainkan di sejumlah gedung pertunjukan teater terkemuka di Inggris dan Australia sejak 2010.
Ringkasan cerita
Ghost Stories mengisahkan tentang keseharian Profesor Phillip Goodman (Andy Nyman), seorang 'penyangkal' yang seumur hidupnya berupaya membongkar kebohongan di balik kisah-kisah seram dan aktivitas paranormal dalam serial televisi miliknya.
Sebagai seorang yang skeptis, penolakan Goodman terhadap keberadaan dunia gaib kemudian mengalami ujian setelah dia menerima tiga kasus misterius yang tak terpecahkan. Pertama, kasus mengenai seorang penjaga malam (Paul Whitehouse) yang dihantui 'penglihatan' yang mengerikan ketika sedang berpatroli di sebuah rumah sakit jiwa yang terlantar.

Kedua, kisah mengenai seorang remaja gelisah (Alex Lawther) yang terlibat kecelakaan parah di dalam hutan. Terakhir, cerita mengenai seorang mantan bankir kaya raya (Martin Freeman) yang dikunjungi roh jahat dari anaknya yang belum lahir.
Yang lebih menakutkan, ketiga kisah itu ternyata memiliki hubungan khusus dengan kehidupan Profesor Goodman sendiri. Lalu, akankah Goodman akhirnya membuang kepercayaannya selama ini bahwa dunia gaib itu tidak ada?
Highlights
Kekuatan utama film ini ada pada jalan cerita yang digarap dengan apik oleh Dyson dan Nyman. Salah satunya ialah kesan dokumenter yang ditampilkan di awal film. Penonton seolah-olah dibawa 'percaya' bahwa bakal ada penyingkapan di balik kisah-kisah seram yang selama ini kerap muncul di layar kaca.
Namun, di pertengahan dan menjelang akhir film, kepercayaan itu buyar tatkala adegan-adegan surealis mulai muncul. Pada tahap ini, penonton diposisikan layaknya Profesor Goodman, yang mulai mempertanyakan keberadaan dunia gaib.
Dari sisi akting, tidak ada penampilan yang terlalu mencolok dari tokoh-tokoh yang muncul di film ini. Namun, bisa dipastikan para penonton bakal berteriak ketakutan dalam beberapa scene mengerikan dan bernafas lega saat adegan berakhir.
Kekuatan lainnya ialah pada musik dan suara. Sebagaimana pada film horor lazimnya, Dyson dan Nyman sukses menghadirkan suara-suara mengagetkan dan musik yang menyeramkan di saat-saat yang tepat.
Kelemahan
Kelemahan utama film ini adalah pada tema kisah-kisah horor klasik yang dimunculkan sebagai kasus-kasus yang harus diungkap Profesor Goodman. Bagi mereka yang memang merupakan penikmat film horor, kisah hantu di rumah sakit jiwa atau kecelakaan mobil di tengah hutan yang gelap bisa jadi tak asing lagi.

Bahkan, beberapa scene dalam kasus-kasus itu juga terasa kurang menyeramkan dan antiklimaks. Adegan-adegan surealis ketika Simon Rifkind yang diperankan Alex Lawther bercerita tentang kecelakaan yang dialaminya kepada Profesor Goodman bahkan terasa lebih menyeramkan ketimbang kisah kecelakaan itu sendiri.
Kelemahan lainnya ialah ujung jalan cerita yang bisa diduga oleh para penonton yang jeli.
Rating
6/10
Rekomendasi
Meskipun beberapa adegan merupakan 'reproduksi' dari film-film bergenre horor terdahulu, Ghost Stories bisa dikata menghadirkan romansa klasik yang cocok bagi mereka merindukan film-film horor di era 80-an atau 90-an.
Balutan sisi psikologi dan misteri yang menyelimuti juga sangat menarik bagi mereka yang hobi menonton film-film cerita detektif atau yang berbau penyingkapan.
—Rappler.com