Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

'Ready Player One': Ketika Imajinasi Mengalahkan Realita

VIRTUAL REALITY. Wade Watts (Tye Sheridan) menghabiskan hari-harinya di dunia OASIS dengan VR-nya. Foto dari Warner Bros. Pictures Indonesia

Oleh Tarida Angelina

JAKARTA, Indonesia — Siapa yang tidak mengenal sosok sutradara Steven Spielberg? Setelah mendapatkan pujian untuk The Post, Spielberg kembali hadir dengan karya terbarunya. Sebuah film bergenre sci-fi action drama adventure siap menjadi pilihan tontonan mulai 28 Maret 2018. Film ini bisa disaksikan di jaringan bioskop 2D dan 3D serta IMAX.

Tidak hanya Steven Spielberg, Ready Player One dipegang oleh tangan–tangan handal. Sebut saha Janusz Kaminski sebagai Director of Photography yang sebelumnya juga menjadi partner Steven Spielberg dalam produksi Schindler’s List dan Saving Private Ryan. Sementara naskahnya dibuat oleh Zak Penn dan Ernest Cline.

Selain memiliki Spielberg beserta kru yang sudah handal dibidangnya. Ready Player One diadaptasi dari novel berjudul sama oleh Ernest Cline. Novelnya pun laris manis dalam Best Seller List oleh New York Times. Baru-baru ini novel tersebut juga masuk ke dalam daftar Most Read Fiction Chart oleh Amazon.

Ready Player One dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama seperti Tye Sheridan (X-Men: Apocalypse), Olivia Cooke (Me and Earl and the Dying Girl), Ben Mendelsohn, Lena Waithe, T.J. Miller, Philip Zhao, Win Morisaki, Hannah John-Kamen dan Simon Pegg serta pemenang Oscar Mark Rylance.

Ringkasan cerita

Hidup di tahun 2045, Wade Watts (Tye Sheridan) adalah seorang anak laki-laki yang tinggal di perumahan kumuh di daerah Columbia, Ohio. Wade tumbuh sebagai anak laki-laki yang tidak memiliki teman. Ditambah lagi perlakuan kasar dari kedua pengasuhnya membuatnya menjadi laki-laki yang hanya ingin hidup dengan dunianya sendiri.

 

Beruntung, Wade memiliki sebuah avatar dalam OASIS, sebuah dunia virtual di mana penggunanya bisa melakukan apa aja dan pergi ke mana saja. Semuanya dikontrol oleh imajinasi diri sendiri. Akhirnya Wade menghabiskan sehari-harinya berpetualangan di dunia buatan James Halliday (Mark Rylance), pencetus OASIS sekaligus idola Wade.

Setelah Halliday meninggal dunia, ia meninggalkan teka-teki besar, berupa perburuan Easter Eggs. Pemenang yang mendapat Easter Eggs tersebut akan mewarisi seluruh kekayaan Halliday termasuk mengelola OASIS, tempatnya mendapatkan keuntungan semasa hidup. Wade yang merasa tertantang langsung melancarkan diri mencari petunjuk demi petunjuk demi terbukanya teka-teki besar ini.

Tetapi, bukan hanya Wade yang menginginkan Easter Eggs tersebut. Ada Nolan Sorrento (Ben Mendelsohn), pemilik IOI, sebuah perusahaan berbasis teknologi, yang ingin menguasai kekayaan Halliday beserta perusahaannya. Nolan dan Wade bertarung mencari teka-teki dengan apapun yang mereka miliki. Siapakah yang akan menemukan teka-teki Halliday terlebih dahulu?

Highlights

Spielberg tidak serta merta membuat karakter Wade sebagai laki-laki superhero yang akan berjasa. Sebaliknya, Wade memiliki proses pembangunan karakternya sendiri. Dan itu menjadi poin plus sehingga penonton bisa merasa related dengan karakter Wade.

Begitu juga dengan plot cerita. Walaupun film sebagian besar dilakukan dalam dunia virtual tetapi transisi dari dunia nyata dengan dunia virtual sangat menarik untuk disimak. Banyak referensi budaya pop yang bisa anda temukan hingga latar musik tahun 80-an seperti Van Halen, Depeche Mode, hingga Hall & Oates. Menarik!

Tye Sheridan sebagai pemeran utama beserta Olivia Cooke memiliki chemistry yang kuat. Selain itu, peran pendukung juga sangat lihai memainkan perannya seperti Simon Pegg dan Mark Rylance. Secara keseluruhan, para pemain memainkan porsinya dengan baik dan setiap karakter memiliki perkembangannya sendiri.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180324/rpl1-d52dc5754440e8fc9045beed94ebd76f.jpg

Tetapi film Spielberg ini bukan semata-mata menyajikan cerita tentang keindahan dunia virtual yang berwarna dan menakjubkan. Ready Player One menyajikan cerita realita tentang bagaimana orang-orang di zaman sekarang lebih memilih untuk menjauhi diri dari kehidupan nyata dan memilih berkutat dengan kehidupan secara virtual, meskipun cerita memiliki latar belakang tahun 2045.

Ready Player One membawa kita mengikuti perjalanan Wade selama 2 jam 20 menit, tetapi tidak akan terasa lama karena dibayar oleh pemandangan dunia virtual yang colorful.

Kelemahan

Film ini memiliki terlalu banyak referensi budaya pop yang terlalu banyak. Ya, cukup oke dengan latar musik tetapi tidak dengan referensi semacam tokoh superhero serta scene film dan masih banyak lagi. Film jadi terlihat seperti acara tribute untuk budaya pop. Bagaimana bisa sebuah film yang menceritakan 2045 atau kehidupan masa depan memiliki sisi tahun 80-an dalam kebanyakan scene?

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180324/rpl2-bdf04e03c512f9f76957d9e9549baf60.jpg

Selain itu, karakter pendukung seperti teman-teman Wade tidak digali secara jelas. Bagaimana pertemuan mereka terjadi, bagaimana mereka mengenal Wade kecuali Arty. Hal-hal tersebut tidak diceritakan secara jelas, kehadiran mereka tiba-tiba langsung bergabung bersama Wade.

Rating

9/10

Rekomendasi

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180324/rpl3-dbd0eac076358795b33e61de135f371a.jpg

Sesuai keterangan rilis sensornya, film ini cocok untuk  siapapun yang berumur 13 tahun ke atas. Bagi yang bukan penggemar genre sci-fi sekalipun, setidaknya Anda harus mencoba menonton film action sci-fi adventure ini. Dijamin, penonton akan dibawa ke dalam pertarungan dunia virtual yang menegangkan dan mengakhirinya dengan tepuk tangan.

—Rappler.com

Share
Topics
Editorial Team
Yetta Tondang
EditorYetta Tondang
Follow Us