Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rommy PPP Campuri Urusan PAN, Viva: Harusnya Kena Kartu Merah

Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy. (Instagram.com/romahurmuziy)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, menyentil balik Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy. Yoga menyebut pernyataan pria yang akrab disapa Rommy itu tidak saja 'offside' tapi seharusnya sudah kena 'kartu merah'.

Cara Rommy mengkritik Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang mengusulkan pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir, dianggap tidak etis. Yoga menyebut cara Rommy membaca situasi politik saat ini sudah tidak lagi tajam. 

"Mungkin Mas Rommy sudah terlalu lama istirahat, jadi kurang peka dan tajam menilai panggung politik," ungkap Yoga kepada IDN Times di kantor IDN HQ, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023). 

Poin kedua, kata Yoga, Rommy dianggap kurang memahami proses di internal PAN. "Ketum Zulhas berpantun tentang Ganjar-Erick tidaklah ada di ruang kosong. PAN sampai saat ini belum memutuskan paslon yang akan dibawa ke rapat KIB," tutur dia. 

Ganjar, kata Yoga, merupakan usulan dan aspirasi dari kader PAN di Jawa Tengah. Meski begitu, PAN akan tetap memegang fatsun politik dan menjaga martabat diri bahwa Ganjar tetap adalah kader PDIP. 

"Semuanya tentu tergantung kepada Ibu Megawati (Ketua Umum PDIP). Tidak mungkinlah PAN main nyelenong," tutur dia. 

Apakah PAN pada akhirnya bakal meminta izin kepada PDIP seandainya sudah final untuk mengajukan nama Ganjar?

1. PAN akan selalu berkoordinasi dengan Golkar dan PPP dalam penentuan capres

Presiden Jokowi, Erick Thohir, Ganjar Pranowo dan Gibran membahas banyak hal saat bertemu di Solo. (IDN Times/bt)

Lebih lanjut, menurut Yoga, PAN akan memutuskan paslon yang bakal diperjuangkan pada rapat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). "Tidak mungkin PAN memutuskan paslon sendiri tanpa Golkar dan PPP," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno, sudah menyebut akan tetap meminta izin kepada PDIP seandainya mengusung Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, sebagai capres pada Pemilu 2024.

"Kami menunggu pengumuman resmi, bila memang pada saatnya kami mendukung kader di luar PAN sebagai capres dan cawapres, kami akan meminta izin. Itu adat ketimuran," ungkap Eddy kepada media di Jakarta pada 1 Maret 2023. 

Eddy menjelaskan, pengumuman sosok yang diusung PAN nanti akan diumumkan dalam agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Namun, ia belum menyebutkan waktu detail kapan Rakernas itu dilaksanakan. 

"Kami perlu melalui mekanisme namanya Rakernas. Biasanya jelang tahun pemilu, agendanya tunggal, yaitu penetapan capres dan cawapres dari PAN. Ini secara formal akan kita umumkan," tutur dia. 

2. Pernyataan Rommy di ruang publik tak mewakili sikap resmi PPP

Mantan Ketum PPP, Mohammad Romahurmuziy yang kembali ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) usai bebas dari lapas Sukamiskin. (www.instagram.com/@romahurmuziy)

Lebih lanjut, menurut Yoga, pernyataan yang disampaikan Rommy di ruang publik bukan sikap resmi parpol dengan dominasi warna hijau itu. Itu, katanya, adalah sikap pribadi. 

"Saya dapatkan informasi itu dari petinggi PPP. Jadi, tidak mewakili Pak Mardiono dan pengurus harian DPP PPP," ujar dia. 

Yoga pun mengingatkan agar tidak melampaui kewenangan ketau umum dan pengurus harian DPP PPP. Dia berharap sikap Rommy tidak sampai mengganggu soliditas dan kekompakan yang sudah terbangun di KIB.

"Ayolah, Mas Rommy. Aktiflah di KIB agar dapat merasakan ikatan persaudaraan koalisi yang sudah terjalin dengan baik. Jadi, tidak berprasangka sendiri bahwa KIB akan bubar," tutur dia. 

3. Rommy menganggap Zulhas offside karena dukung capres yang belum diberi tiket oleh parpolnya

Muhammad Romahurmuziy (Instagram/@romahurmuziy)

Sebelumnya dalam program diskusi yang digelar Total Politik, Rommy mengatakan langkah yang ditempuh Zulkifli dengan mengumumkan dukungan pada Ganjar adalah sikap yang offside.

Ia mengatakan PAN tidak bisa begitu saja mengumumkan dukungan ke Ganjar lantaran 'partai pemilik' belum menggelar deklarasi. Hal serupa juga berlaku bagi sosok tokoh politik lain seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. 

"Kita harus berbicara kepada 'pemilik' tiga calon presiden ini, dan tidak bisa kita kemudian tiba-tiba mengatakan mendeklarasikan Ganjar Pranowo, atau mendeklarasikan Prabowo, emang loe siapa? Orang kita saja belum deklarasikan, kira-kira begitu. Jadi fatsun politiknya tidak memungkinkan. Kalau kita tetap nekat ya itu namanya tidak tahu diri kader partai lain disebut," ujar Rommy dalam diskusi yang tayang di YouTube dan dikutip pada Sabtu (11/3/2023). 

Rommy menilai tindakan Zulkifli memberi sinyal dukungan ke Ganjar merupakan tindakan offside. Sebab, Ganjar masih tercatat sebagai kader PDIP.

"Ya kalau orang bilang (Zulkifli Hasan) dalam sepak bola offside ya. Offside, karena itu kan 'barang' orang, masa loe dagangin barang orang gitu lho," tutur dia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Rochmanudin Wijaya
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us