RI Disebut Episentrum COVID-19 Asia Tenggara, Ini Kata Jubir Satgas

Dibutuhkan upaya dan kerja keras yang lebih kuat

Jakarta, IDN Times - Media asing menyoroti Indonesia sebagai episentrum COVID-19 di Asia Tenggara. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito angkat bicara mengenai hal tersebut.

"Saat ini penerapan PPKM darurat secara bertahap sudah menunjukkan hasilnya dan salah satunya adalah penurunan mobilitas dan penurunan jumlah kasus harian," ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (20/7/2021).

Baca Juga: Data Lengkap Kasus COVID-19 di Indonesia Per Selasa, 20 Juni 2021

1. Wiku sebut pemerintah berusaha keras menangani wabah COVID-19

RI Disebut Episentrum COVID-19 Asia Tenggara, Ini Kata Jubir SatgasJuru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Wiku tidakmembenarkan maupun membantah perihal Indonesia yang disebut menjadi episentrum COVID-19 saat ini. Dia hanya mengatakan wabah COVID-19 bisa dikendalikan bila berusaha dengan lebih keras lagi.

"Namun demikian untuk memastikan bahwa kasus dapat sepenuhnya terkendali, maka dibutuhkan upaya dan kerja keras yang lebih kuat lagi. Oleh karena itu pemerintah dan seluruh elemen masyarakat akan berupaya keras agar secepatnya lonjakan kasus di Indonesia ini dapat segera melandai dan terkendali," ucapnya.

Wiku lalu mengingatkan agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

"Dimohon agar masyarakat tidak panik dan tetap tenang. Jika protokol kesehatan diterapkan secara sempurna dan aktivitas fisik dapat diminimalisir dengan baik, maka peluang penularan tentunya akan semakin rendah," kata Wiku.

2. Fraksi PDIP 'maklum' soal Indonesia disebut episentrum COVID-19

RI Disebut Episentrum COVID-19 Asia Tenggara, Ini Kata Jubir SatgasIlustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Media asing menyebut Indonesia sebagai episentrum COVID-19 di Asia Tenggara. Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo menyebut sebutan media asing kepada Indonesia sesuai fakta, yakni berdasarkan data-data yang ada.

"Media asing silahkan memberitakan suatu hal tentang kita, itu karena fakta. Itu adalah dilihat dari indikator, angka-angka yang disampaikan oleh pemerintah kemudian dikompilasi di WHO, dari situlah mereka berpandangan terhadap Indonesia, mau episentrum lah atau apapun namanya," kata Rahmad, saat dihubungi, Selasa (20/7/2021).

"Jadi kita ambil positifnya, kita ambil hikmahnya, memang banyak negara ya, apalagi penduduk kita itu, salah satu yang terbesar di dunia. Kemudian luas wilayah kita yang begitu luas, kemudian ya banyak hal indikator yang bisa kita disebut sebagai episentrum, tapi juga ada indikator kita bahwa kita bisa keluar dari krisis kemanusiaan ini," tambahnya.

Baca Juga: [UPDATE] Naik Lagi! 38.325 Orang di RI Terinfeksi COVID-19 Hari Ini

3. Rahmad ingin seluruh elemen masyarakat bergotong royong

RI Disebut Episentrum COVID-19 Asia Tenggara, Ini Kata Jubir SatgasIlustrasi. Pemakaman korban COVID-19. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Dia mengakui kasus COVID-19 di Indonesia masih cukup tinggi. Angka kematian akibat virus Corona ini diakui Rahmad juga masih bertambah.

Rahmad mengatakan masyarakat harus bersatu untuk melawan pandemik COVID-19. Menurutnya, wabah COVID-19 tidak akan bisa dikendalikan bila masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan.

"Nah selanjutnya kita juga akan support, bahu membahu, mendukung program pemerintah vaksinasi. Karena program vaksinasi bila kita berhasil, mayoritas penduduk kita sesuai target yang diinginkan pemerintah, tentu itu akan mempercepat proses terbentuknya herd imunity," ujarnya.

Dia yakin Indonesia bisa keluar dari julukan episen COVID-19 di Asia Tenggara. Rahmad mengatakan julukan yang diberikan ke Indonesia adalah bentuk semangat.

"Nah itu saya kira. Jadi intinya dengan adanya sebutan apapun terhadap Indonesia di media asing, menambah kita untuk bersemangat, bersatu bahwa kita juga bisa lho menyelamatkan diri, bisa lho kita mengendalikan COVID-19 dengan bergotong royong," tambah Rahmad.

Baca Juga: Selain Indonesia, Ini 3 Negara dengan Kasus Harian COVID-19 Tertinggi

4. Media asing sebut Indonesia episentrum COVID-19 di Asia Tenggara

RI Disebut Episentrum COVID-19 Asia Tenggara, Ini Kata Jubir SatgasSeorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Setiap hari warga Indonesia mendengar kabar duka. Ganasnya virus corona (COVID-19), yang mulai mewabah di Indonesia pada 2 Maret 2020, kini telah merenggut puluhan ribu nyawa.

Sejak akhir Juni 2021, di mana pemerintah mengonfirmasi kasus varian Delta, jumlah kasus harian COVID-19 terus bertambah, begitu juga kasus kematian. Bahkan, jumlah kasus harian dan kematian di Indonesia telah mengalahkan India.

Meningkatnya jumlah kasus baru akibat varian Delta ini, menurut Bloomberg, menyebabkan Indonesia kembali dinyatakan sebagai episentrum virus baru COVID-19 di Asia Tenggara.

Satgas COVID-19 mengumumkan pada Selasa (12/7/2021) bertambah kasus COVID-19 sebanyak 38.325 ribu orang. Penambahan tersebut membuat total jumlah kasus COVID-19 di Indonesia menjadi 2.950.058.

Namun, selain kasus baru, Satgas juga menyampaikan ada penambahan jumlah pasien berhasil sembuh dari COVID-19. Pasien sembuh per hari ini sebanyak 29.791 orang. Dengan demikian, pasien yang sembuh dari COVID-19 sejak Maret 2020 mencapai 2.323.666 orang.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya