Dinilai Kurang Peduli Isu Krisis Iklim oleh Anak Muda, Ini Respons PSI

PSI klaim dorong kader aktif untuk tanam pohon

Jakarta, IDN Times - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik hasil survei nasional yang dirilis oleh Indikator Politik dengan topik "Persepsi Pemilih Pemula dan Muda (Gen-Z dan Millennial) Atas Permasalahan Krisis Iklim di Indonesia" pada 27 Oktober 2021 lalu. Salah satu poin penting di dalam survei yang terungkap yakni sebanyak 82 persen responden mengaku tahu mengenai isu dampak perubahan iklim.

Poin penting lainnya yang diungkap yaitu belum ada satu parpol pun yang dianggap punya kepedulian terhadap isu perubahan iklim. Bahkan, jumlah responden yang menyatakan PSI memiliki kepedulian pun hanya 23 persen.

Ini termasuk parpol dengan tingkat persepsi terendah. Padahal, PSI selalu mengatakan mereka lekat dengan anak muda dan bakal membawa aspirasi kaum muda. 

Juru bicara PSI di bidang lingkungan dan perkotaan, Mikhail Gorbachev Dom, menyatakan bahwa hasil survei yang dirilis oleh Indikator Politik menunjukkan satu harapan bahwa kaum muda akhirnya peduli dan menganggap bahwa isu lingkungan hidup penting pada 2021.

"Dulu ketika saya kampanye dan membawa isu lingkungan pada 2019 lalu, sepertinya tidak ada terhadap isu itu. Sangat sulit isu lingkungan hidup mendapatkan tempat dengan isu-isu yang lain," ujar pria yang akrab disapa Gorba itu ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Sabtu, 30 Oktober 2021 lalu. 

Namun, kini berdasarkan rilis Indikator Politik, ternyata isu kerusakan lingkungan dianggap menjadi kekhawatiran terbesar kedua oleh kaum muda setelah isu korupsi. Survei itu dilakukan pada periode 9-16 September 2021. 

Di sisi lain, dengan semakin meningkatnya kesadaran kaum muda terhadap isu krisis iklim, maka mau tidak mau akan mendorong parpol untuk lebih peduli terhadap hal tersebut. "Menurutku ini sangat bagus karena akhirnya parpol akan berlomba-lomba membuat program terkait isu perubahan iklim," tutur dia lagi. 

Lalu, apa yang dilakukan oleh PSI untuk menggaet anak muda dan bersama-sama mengurangi dampak perubahan iklim?

1. PSI pernah buat program penanaman pohon dan bank makanan

Dinilai Kurang Peduli Isu Krisis Iklim oleh Anak Muda, Ini Respons PSIPenanaman bibit pohon mangrove di Laguna Pantai Samas. IDN Times/Daruwaskita
Dinilai Kurang Peduli Isu Krisis Iklim oleh Anak Muda, Ini Respons PSIHasil survei yang dilakukan oleh Indikator dan Yayasan Cerah Indonesia pada September 2021 mengenai persepsi kaum muda terhadap perubahan iklim di Indonesia (Tangkapan layar hasil survei Indikator)

Lebih lanjut, Gorba menjelaskan, saat ini pihaknya memang tengah fokus ke dalam internal partai untuk mendidik para kader mengenai dampak krisis iklim. Ia mengatakan, sesungguhnya PSI pernah memiliki dua program unggulan. 

Pertama, mengajak para kader untuk menanam pohon. Tetapi, kata Gorba, bukan sekedar menanam pohon tetapi pohon tersebut juga dirawat. 

"Karena menurut hasil riset 51 persen pohon yang ditanam malah mati, karena pohon butuh dirawat. Tidak bisa ia tumbuh dengan sendirinya," kata Gorba. 

Oleh sebab itu, PSI mendorong semua kadernya menanam pohon di tempat di mana mereka bisa menyaksikan pohon itu bisa tumbuh berkembang. "Dan kami minta dalam tiga bulan, para kader datang ke tempat itu," ujarnya lagi. 

Program unggulan kedua yang dimiliki oleh PSI untuk mencegah dampak krisis iklim yakni bank makanan (food bank). Sebelum pandemik, PSI membuat program percontohan di Jakarta di mana mereka mendatangi beberapa hotel dan meminta makanan yang tersisa. Gorba menggaris bawahi, makanan ini sudah dimasak dan masih layak dikonsumsi. 

"Kami melibatkan kolega seorang ahli gizi. Jadi, setelah kami minta makanannya, disimpan di lemari freezer suhu di bawah minus 5 derajat celcius supaya bahan daging  bisa awet. Lalu, diolah ulang dan dibagikan ke kawan-kawan yang membutuhkan," ungkapnya. 

Tim PSI mencari daerah yang padat penduduk kemudian makanan yang sudah diolah kembali itu dibagikan. "Di sana, kami ajak warga di daerah padat penduduk untuk mencicipi makanan hotel bintang lima di Jakarta," tutur dia lagi. 

Gorba mengatakan, melalui program bank makanan ini, pihaknya berkontribusi nyata mengurangi jumlah makanan yang terbuang percuma. Apalagi Indonesia tercatat negara kedua tertinggi setelah Arab Saudi yang kerap membuang makanan. 

Namun, Gorba menyayangkan program itu tak lagi berlanjut karena terdampak pandemik COVID-19. Mayoritas hotel-hotel berbintang di Jakarta kesulitan beroperasi karena tak ada tamu yang menginap.

Di sisi lain, koleganya yang sudah lebih dulu menjalankan program ini malah diperlakukan seolah-olah seperti pengemis. Padahal, berniat baik. 

Baca Juga: Hasil Survei: Kaum Muda Menilai Parpol Tak Peduli Isu Perubahan Iklim 

2. PSI tak ambil pusing bila program kerja soal lingkungan belum dikenal kaum muda

Dinilai Kurang Peduli Isu Krisis Iklim oleh Anak Muda, Ini Respons PSIJuru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bidang Lingkungan Hidup, Mikhail Gorbachev Dom (Dokumentasi Istimewa)

Di sisi lain, Gorba mengaku tak mempermasalahkan bila kaum muda belum aware dengan program pencegahan krisis iklim yang diusung oleh PSI.

"Aku pribadi nothing to loose bila kerja-kerja kita (terkait upaya pengurangan dampak kerusakan lingkungan) belum diakui. Karena tujuan akhir kami yang penting lingkungannya yang berubah lebih baik," kata Gorba. 

Ia justru mendorong kaum muda untuk lebih kritis dan menuntut partai politik di Tanah Air memiliki program untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

"Harapannya nanti ke depan, parpol lain juga memiliki sistem semacam bisa diberikan rating bagi perwakilannya di tingkat legislatif. Mana yang tidak menjalankan program pengurangan dampak kerusakan lingkungan, maka anggota legislatif itu dapat diganti," ujarnya lagi. 

Gorba pun mendorong agar semua parpol, tidak hanya PSI segera berbenah dan melakukan kontribusi nyata untuk menanggulangi dampak krisis iklim. Sebab, bila tidak dilakukan aksi nyata segera, maka diperkirakan dampak krisis iklim yang dirasakan bakal lebih buruk dari tahun ke tahun. 

3. Parpol yang tak punya kebijakan kurangi dampak perubahan iklim tidak akan dilirik pemilih muda

Dinilai Kurang Peduli Isu Krisis Iklim oleh Anak Muda, Ini Respons PSIIlustrasi aksi perubahan iklim (IDN Times/Dhana Kencana)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, pada 2020 berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah pemilih dari kalangan generasi Z mencapai 21,3 persen. Angka ini yang bakal diperebutkan suaranya oleh parpol. Namun, generasi Z yang lahir setelah tahun 1998 lebih peduli terhadap isu perubahan iklim dibandingkan generasi pendahulunya. 

Di sisi lain, pemilih yang berusia 55 tahun pada 2020 justru menciut ke angka 12 persen. Hal itu lantaran satu demi satu wafat karena faktor usia. 

"Generasi Z yang sebelumnya belum memiliki hak pilih, lama kelamaan kan akan mempunyai hak pilih. Bila preferensi ini (dari generasi Z) tidak diserap oleh pembuat keputusan, itu bahayanya bukan sekadar potensi ke elektoral (parpol) karena ada mismatch antara aspirasi anak muda dengan pengambil kebijakan, tetapi itu juga menurunkan kualitas pemerintahan demokratik," kata Burhanuddin. 

Ia menjelaskan, kualitas pemerintahan akan membaik bila para pemangku kebijakan dan politikus yang ada di parlemen tahu preferensi warganya. "Apalagi proporsi dari warga terbesar di Indonesia saat ini yaitu anak muda," ujarnya. 

Selain itu, calon pemilih muda akan melihat pemerintah kurang sah bila aspirasi tadi tidak diteruskan atau ditindaklanjuti menjadi sebuah kebijakan. Salah satunya untuk mengurangi dampak perubahan iklim.  

Ia menggarisbawahi bahwa prediksi ini bukan menakut-nakuti politikus dan partai politik, tetapi bila tidak segera diantisipasi maka semua lapisan masyarakat akan merasakan dampak buruk perubahan iklim itu. Apalagi jumlah pemilih muda dan pemula, kalangan Gen-Z dan millennial, mencapai sekitar 80 juta atau 40 persen dari populasi pemilih pada Pemilu 2024.

Baca Juga: Survei: Anak Muda Nilai Penggundulan Hutan Biang Kerok Perubahan Iklim

Topik:

  • Sunariyah
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya