Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

SBY Minta Kader Demokrat Dukung Proses Transisi Jokowi ke Prabowo

Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika memperingati HUT ke-23 Demokrat. (IDN Times/Santi Dewi)
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika memperingati HUT ke-23 Demokrat. (IDN Times/Santi Dewi)
Intinya sih...
  • SBY meminta kader Demokrat sukseskan transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo.
  • SBY memuji Prabowo sebagai pemimpin idealis dan berencana untuk mendukung penuh pemerintahan Prabowo lima tahun ke depan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menitipkan pesan khusus bagi para kadernya di HUT ke-23 Partai Demokrat. SBY meminta agar semua kader parpol dengan lambang bintang mercy itu ikut menyukseskan proses transisi pemerintahan dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo kepada Prabowo Subianto.

Setelah itu, SBY mengatakan, semua kader Demokrat wajib menyukseskan pemerintahan Prabowo. 

"Saya setuju, sukseskan transisi itu! Sukseskan! Ini etika politika. Demokrat tahu etika dan moral dalam politik," ujar SBY ketika menyampaikan pidato di HUT Partai Demokrat di kantor DPP, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2024).

"Setelah itu, dukung penuh dan sukseskan pemerintahan Presiden Prabowo lima tahun ke depan," katanya.  

Peringatan HUT ke-23 Partai Demokrat juga bertepatan dengan HUT ke-75 tahun SBY. Usai tak lagi menjadi presiden, SBY memutuskan tak lagi mengurusi politik setiap hari. Ia mempercayakan isu politik kepada putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

1. SBY yakin Prabowo punya idealisme dan agenda yang jelas

Susilo Bambang Yudhoyono bersama Prabowo Subianto di Hambalang. (www.instagram.com/@prabowo)
Susilo Bambang Yudhoyono bersama Prabowo Subianto di Hambalang. (www.instagram.com/@prabowo)

SBY pun memuji Prabowo sebagai pemimpin yang memiliki idealisme dan agenda yang jelas. Ia berani berkomentar seperti itu karena sering berbincang dengan mantan Danjen Kopassus tersebut. 

Karena hal itu, SBY menuturkan, Demokrat semakin semangat untuk ikut menyukseskan pemerintahan Prabowo. 

"Sebab, bila sukses, yang senang adalah rakyat Indonesia," ucap dia. 

Di forum itu, SBY mengatakan, meski tak lagi mengurus isu politik sehari-hari, tetapi ia tak pernah pergi dari Partai Demokrat.

"Hidup saya jatuh bangun, ada bersama partai ini," ujar SBY. 

2. Partai Demokrat merasa dapat berkah usai AHY gagal jadi cawapres Anies

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai bertemu Anies Baswedan. (Dokumentasi Partai Demokrat)
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai bertemu Anies Baswedan. (Dokumentasi Partai Demokrat)

SBY juga mengenang selama 23 tahun, Partai Demokrat mengalami banyak cobaan. Ia turut menyebut peristiwa satu tahun terakhir, di mana terjadi perubahan konstelasi politik yang signifikandalam pilpres 2024. 

"Satu tahun terakhir juga tidak mudah. Ada satu peristiwa, di mana Partai Demokrat dibegitukan. Tetapi, kita sadar ini ujian Tuhan, ujian sejarah, kita move on dan justru diberikan jalan serta peluang baru dalam kaitan pemilihan presiden tahun ini," tutur SBY. 

Tuhan pun maha adil karena usai AHY gagal menjadi cawapres, kini Demokrat berada di pihak pemenang pilpres 2024.

"Kontribusi kita nyata. Saya harus jujur mengatakan, sebagai orang tua, 10 tahun yang tidak mudah, 5 tahun yang tidak mudah, dan satu tahun yang tidak mudah. emilu yang tidak mudah for us," ujar dia. 

3. SBY kenang momen Partai Demokrat nyaris dibegal Moeldoko

Ketua Majelis Tinggi di Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ketika hadir di HUT ke-23 Partai Demokrat. (IDN Times/Santi Dewi)
Ketua Majelis Tinggi di Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ketika hadir di HUT ke-23 Partai Demokrat. (IDN Times/Santi Dewi)

Dalam momen itu, SBY turut mengenang cobaan terberat lainnya dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Partai yang ia dirikan itu nyaris dibegal oleh mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Moeldoko. Padahal, Moeldoko dilantik sebagai Panglima TNI di era kepemimpinan SBY. 

Menurutnya, bila semua pengurus tidak membela mati-matian, maka bisa-bisa Partai Demokrat hilang. 

"Kalau Tuhan dan sejarah tidak bersama kita, kita tidak berada di tempat ini, termasuk saya, yang menggagas dan membentuk Partai Demokrat. Kita akan gone entah ke mana," tutur dia. 

Ia menambahkan, untuk bisa tetap menjaga kedaulatan Partai Demokrat dibutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tidak mudah. SBY menyebut, ada kejadian yang sudah gamblang terlihat dari peristiwa pembegalan Partai Demokrat, tetapi ada juga yang masih misterius. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Jujuk Ernawati
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us