Siap Darling, Wadah Anak Muda Peduli Lingkungan dari Djarum Foundation

Kudus, IDN Times - Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) mengajak anak muda untuk turut peduli lingkungan. Selain mengajak, BLDF juga memberikan wadah bagi anak-anak muda tersebut.
Program Associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Abdurrachman Aldilla, mengatakan, pihaknya merealisasikan hal tersebut lewat program Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling).
"Anak muda sebenarnya punya tenaga, waktu tapi dia tidak punya dana. Kami memanfaatkan semangat, tenaga, dan waktu yang mereka punya untuk sama-sama melakukan aksi lingkungan. Jadi melalui BLDF Siap Darling, itu memfasilitasi anak-anak muda," ujar Aldi di acara talkshow bertajuk 'Penanaman Pohon sebagai Tindakan Nyata untuk Pengendalian Perubahan Iklim' di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (23/11/2022).
1. 2.300 pemuda berpartisipasi

Aldi mengatakan, dalam program Siap Darling, pihaknya menargetkan anak-anak muda. Terlebih dalam survei, mereka memiliki semangat yang tinggi tetapi bingung menyalurkannya.
"Siap Darling membantu partisipasi melakukan tindak nyata terhadap lingkungan. Ada 2.300 lebih sudah ikut berpartisipasi, yang tersebar di 295 kota/kabupaten," kata dia.
Dalam program tersebut, kata dia, sudah lebih dari 27 ribu pohon yang berhasil ditanam.
2. Anak muda punya cara komunikasi sendiri

Menurut Aldi, anak muda memiliki cara komunikasi tersendiri. Oleh karena itu, pihaknya mengikuti cara komunikasi para anak muda tersebut untuk dapat menggaet mereka.
"Sehingga media komunikasi yang kami lakukan tentang informasi mengenai lingkungan, disesuaikan dengan mereka," ujar dia.
3. Isu lingkungan dinilai kurang seksi oleh anak muda

Sementara itu, Communications Director Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara, mengatakan, selama ini, isu lingkungan masih dipandang kurang seksi sehingga belum banyak menarik minat anak muda.
"Kami berpikir, bagaimana menarik anak-anak muda. Maka kami adakan survei, kira-kira apa yang diinginkan mereka untuk lingkungan," ujar dia.
Dari survei itu, kata dia, ternyata mereka menginginkan adanya wadah untuk membahas tentang isu lingkungan.
"Jadi saat itu kami lakukan gerakan berbasis digital dulu," ujar dia.