Sjafrie Terima Kunjungan Utusan Rusia, Bahas Kerja Sama Pertahanan

- Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Sekretaris Dewan Kehormatan Federasi Rusia, Sergei Shoigu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat
- Shoigu melakukan pemeriksaan pasukan setelah menyanyikan lagu kebangsaan dua negara dan menggelar pertemuan bilateral secara tertutup untuk membahas peningkatan kerjasama di bidang pertahanan antara Rusia dan Indonesia
- Selain berkunjung ke Indonesia, Shoigu juga akan menyambangi Malaysia untuk membicarakan isu-isu penting dalam hubungan bilateral dan bertukar pandangan tentang isu-isu internasional dan regional
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan Sekretaris Dewan Kehormatan Federasi Rusia, Sergei Shoigu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat pada Selasa (25/2/2025). Shoigu diketahui merupakan salah satu orang terdekat Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Ia tiba di kantor Kemhan bersama delegasi Federasi Rusia sekitar pukul 11.00 WIB. Kedatangan Shoigu disambut secara hangat oleh Sjafrie.
Pasukan defile turut menyambut kedatangan pejabat penting Rusia tersebut lewat upacara kehormatan militer. Shoigu didampingi Sjafrie kemudian melakukan pemeriksaan pasukan setelah menyanyikan lagu kebangsaan dua negara.
Selain itu, Shoigu juga sempat memberikan penghormatan dengan meletakkan karangan bunga di tugu Ir. Soekarno. Usai upacara penyambutan, Shoigu bersama delegasi Rusia menggelar pertemuan bilateral secara tertutup.
1. Sjafrie dan Shoigu disebut bahas peningkatan kerja sama pertahanan Rusia-Indonesia

Di dalam pertemuan tertutup tersebut, kedua pihak membahas peningkatan kerjasama di bidang pertahanan antara Rusia dan Indonesia. Tidak ada pemberian keterangan pers usai Shoigu berkunjung ke kantor Kemhan.
Tetapi, Sjafrie sempat memberikan cinderamata berupa miniatur pesawat Casa 212i buatan PT Dirgantara Indonesia. Shoigu kemudian langsung melaju ke Istana Kepresidenan untuk bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.
2. Sergei Shoigu juga akan berkunjung ke Malaysia

Sementara, mengutip pemberitaan dari kantor berita Rusia, TASS, Shoigu disebut berkunjung ke Jakarta dengan didampingi sejumlah pejabat penting.
"Delegasi tersebut disambut di bandara oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergey Tolchyonov dan Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Amerika Eropa Kemenko Polhukam RI, Vitto R. Tahar," demikian yang ditulis oleh TASS pada Senin malam.
Selain berkunjung ke Indonesia, Shoigu juga akan menyambangi Malaysia. Mengutip keterangan dari layanan pers Dewan Keamanan Rusia, TASS melaporkan, jadwal kunjungan kerja Sergei Shoigu ke Indonesia dan Negeri Jiran mencakup pembicaraan dengan para pemimpin tertinggi kedua negara mengenai isu-isu penting dalam hubungan bilateral. Itu termasuk soal keamanan, pertahanan, dan pengembangan kerja sama di bidang-bidang lain yang menjadi kepentingan bersama.
"Kunjungan ke dua negara ini akan berlangsung hingga 28 Februari. Selama kunjungan tersebut, diharapkan akan ada pembicaraan mengenai isu-isu bilateral yang mendesak, termasuk yang terkait dengan keamanan dan pertahanan, serta pengembangan kerja sama di bidang-bidang lain yang menjadi kepentingan bersama," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Menurut Dewan Keamanan Rusia, kedua belah pihak juga diharapkan untuk bertukar pandangan tentang isu-isu internasional dan regional.
3. Indonesia ikut jadi anggota BRICS bersama Rusia

Sementara, relasi Indonesia dan Rusia tergolong dekat. Indonesia di era pemerintahan Megawati pernah membeli sejumlah jet tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30.
Lalu, pada Januari 2025, Indonesia resmi diterima menjadi anggota BRICS. Di dalam aliansi itu juga terdapat Rusia.
Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan hanya butuh waktu tiga bulan bagi negara anggota lainnya memproses keanggotaan Indonesia. Hal ini menandakan Indonesia dipandang sebagai negara penting.
"Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, para anggota BRICS sepakat memutuskan dan menerima Indonesia sebagai anggota penuh. Di sini kita melihat bahwa Indonesia dipandang sebagai negara yang penting untuk bisa segera bergabung BRICS," ujar Sugiono pada 10 Januari 2025 lalu di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat.
Namun, keputusan Indonesia yang akhirnya memilih tetap bergabung ke dalam BRICS menuai kritik di Tanah Air. Salah satunya disampaikan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia.
Peneliti CSIS Lina Alexandra mengatakan, di dalam Pidato Pernyataan Tahunan Menlu (PPTM) Sugiono tidak dipaparkan langkah mitigasi pemerintah seandainya ancaman Presiden Donald Trump untuk menaikan tarif bea impor 100 persen, menjadi kenyataan.