Soal Capres 2024, Perindo Ingin Ada Keberlanjutan Kepemimpinan
Jakarta, IDN Times - Ketua Harian Nasional DPP Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, memastikan partainya sudah sering menggelar silaturahmi politik ke partai lain. Silaturahmi itu digelar sebagai bentuk komunikasi jelang Pemilu 2024 mendatang.
Dia menyebut, silaturahmi tersebut tidak terekspose oleh publik. TGB menegaskan, secara prinsip Perindo terus berkomunikasi dengan pihak manapun, termasuk parpol.
"Sebetulnya sudah berjalan, tapi sebagian tidak terekspose, tapi tetap berjalan," kata TGB kepada awak media, di acara Partai Perindo, Sabtu (1/4/2023).
1. Juga membahas calon pemimpin nasional
TGB menjelaskan, salah satu yang dibahas ialah mengenai calon pemimpin yang diusung parpol lain. Dalam silaturahmi tersebut, nama-nama yang digadang-gadang layak maju sebagai bakal capres juga ikut dibicarakan.
"Prinsipnya hal-hal ingin Perindo ketahui dari calon pemimpin nasional partai-partai yang kita serap dari silaturahmi itu," ujar dia.
2. Perindo ingin ada keberlanjutan estafet kepemimpinan
Meski sudah menjalin silaturahmi, TGB menyebut, hingga saat ini arah koalisi yang akan diikuti Perindo masih sangat dinamis. Prinsipnya, Perindo menghendaki adanya keberlanjutan estafet kepemimpinan.
"Koalisi masih dinamis, prinsipnya kita menghendaki adanya keberlanjutan, dari kepemimpinan," jelas dia.
Selain itu, Perindo juga memperhatikan gagasan-gagasan dari bakal capres yang diusung maju dari koalisi yang saat ini mulai terbentuk.
"Yang kedua kita betul-betul melihat kepada gagasan-gagasan yang ditawarkan oleh para calon pemimpin kita," ucap TGB.
3. Perindo tak ingin terpaku pada sosok di 2024
Lebih lanjut, TGB memastikan, partai berlambang burung dengan sayap merah dan biru itu tidak ingin terpaku pada sosok tertentu. Menurutnya, kontestasi kepemimpinan nasional itu harus menitikberatkan pada visi dan misinya.
"Jadi kita tidak ingin terlalu terpaku pada sosok, tapi kita ingin kontestasi kepemimpinan nasional itu lebih berat terlihat pada gagasan, karena Indonesia menghadapi lingkungan strategis yang sangat krusial dan dinamis pada masa-masa yang akan datang," imbuh dia.
