Survei Algoritma: Elektabilitas PDIP Tertinggi, NasDem Kalahkan Golkar

Jakarta, IDN Times - Lembaga survei Algoritma Research and Consulting merilis hasil survei terkait peta elektabilitas partai politik (parpol) jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 mendatang.
Dalam riset elektabilitas parpol tersebut, Algoritma mengajukan pertanyaan kepada masyarakat, "Jika pemilihan legislatif dilakukan hari ini, partai politik apa yang akan bapak/ibu/saudara pilih?".
1. PDIP jadi parpol dengan elektabilitas tertinggi

Direktur Riset dan Program Algoritma, Fajar Nursahid mengatakan, hasilnya PDI Perjuangan (PDIP) dan Gerindra berada di papan atas.
"PDIP dan Gerindra memimpin raihan elektoral sebagai partai papan atas, disusul partai papan tengah seperti NasDem, Golkar, PKB, Demokrat, dan PKS," kata dia dalam acara rilis survei bertajuk 'Proyeksi Politik 2023 Menuju Pemilu 2024: Antara Elektabilitas dan Resistensi' di Jakarta Pusat, Senin (23/1/2023).
Dalam survei tersebut, elektabilitas tertinggi PDIP yakni 22,1 persen. Kemudian disusul Gerindra 12,2 persen, NasDem 7,9 persen, Golkar 7,6 persen, PKB 6,8 persen, Demokrat 5,3 persen, PKS 4,2 persen, PPP 2,2 persen, PAN 1,9 persen, Perindo 1,6 persen. Adapun partai lainnya berada di bawah angka satu persen.
2. Pilihan kepada parpol masih bisa berubah
.jpg)
Lebih lanjut, Fajar juga menambahkan, masih adanya peluang pemilih partai politik tertentu beralih ke pilihan lainnya. Dalam survei itu, sebanyak 51,9 persen masih bisa berubah, 25,5 persen tidak akan berubah pilihan, 14,1 persen tidak tahu, dan sisanya tidak menjawab.
"Tingkat volatilitas pemilih relatif tinggi. Menggambarkan masih terbukanya pemilih untuk beralih pilihan," ucap dia.
3. Survei digelar 19 sampai 30 Desember 2022

Lebih lanjut, Fajar menjelaskan metodologi survei Algoritma tersebut. Riset digelar mulai tanggal 19 hingga 30 Desember 2022 lalu melalui tatap muka menggunakan kuesioner.
"Jumlah sampel 1.214 responden, terbagi secara proporsional berdasarkan junlah pemilih. Hasil survei mewakili pendapat penduduk usia dewasa (usia pilih) secara nasional. Margin of error kurang lebih 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," imbuh dia.